Thursday, February 01, 2018

The Greatest Showman



The Greatest Showman, film drama musical yang sejak awal penayangannya di bioskop menuai banyak pujian. Terinspirasi dari kisah nyata perjalanan hidup P.T. Barnum, tokoh utama dalam cerita ini yang diperankan oleh Hugh Jackman.

P.T. Barnum adalah pendiri The Barnum & Bailey's Circus 1891, yang kemudian bergabung dengan Ringling Brother pada tahun 1919 dan berganti nama menjadi Ringling Bros. and Barnum & Bailey Circus, namun sirkus keliling ini akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2017 setelah 146 tahun beroperasi, karena berkurangnya pengunjung dan mahalnya biaya operational. Selain itu bisnis sirkus akhir2 ini harus berhadapan dengan kelompok pencinta bintang dimana kelompok ini menilai binatang2 pada sirkus keliling dinilai diperlakukan tidak layak dan semestinya.

Sebaiknya kita menjauhkan pikiran bahwa film ini sepenuhnya diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup P.T. Barnum, karena dari informasi2 yang bisa kita peroleh dari berbagai sumber di dunia maya, perjalanan hidupnya cukup berbelit. Jadi film The Greatest Showman lebih merupakan sebuah hiburan semi fiksi, yang dapat kita nikmati tanpa perlu mengkaitkan dengan perjalanan sejarah sebenarnya.

Layaknya sebuah hiburan selain menuai pujian pastinya menuai kritikan. Ada banyak nilai yang berusaha film ini sampaikan tapi sekali lagi ada beberapa bagian dari nilai2 yang hendak disampaikan dirasakan kurang tergarap dengan baik.

Berikut beberapa nilai baik yang dapat Kita petik dari film ini.
  1. Don't waste your food, syukuri dan nikmati makanan yang ada , karena banyak orang di Dunia ini yang masih kekurangan makanan hingga kelaparan.
  2. Bermimpi, karena segala sesuatu dapat terwujud jika Kita punya mimpi (Visi)
  3. Kerja keras, segala mimpi / visit yang Kita miliki hanya bisa Kita capai lewat kerja keras, jadi pantang menyerah, walaupun seolah2 setiap celah telah kita coba karena mungkin saja masih ada celah lain yang dapat Kita jalani.
  4. Everybody Unique, Tuhan menciptakan manusia satu sama lain berbeda, setiap dari kita diciptakan secara unik dengan kelebihan dan kekurangan diri kita masing2.
  5. Never Enough, diambil dari judul lagu yang dinyanyikan Jenny Lind. Jangan pernah berpuas diri dengan apa yang kita capai  karena diatas langit ada langit, tapi jangan juga membuat kita khilaf apa yang menjadi tujuan utama kita.
  6. Kesetiaan, godaan bisa datang kapan saja, hanya kata setia yang harus kita ingatkan pada diri kita sendiri agar selalu membuat kita ingat dimana kita harus berpijak.
  7. Komunikasi, Kita perlu membangun hubungan dengan sesama melalui komunikasi agar dapat mengerti Saturday sama lain dan juga dapat menyamakan visi dan misi.
  8. Keluarga, adalah pondasi utama menuju kesuksesan tentunya setelah iman kepada Tuhan.

Diluar segala kekurangannya, The Greatest Showman adalah sebuah tontonan yang sangat menghibur dan dapat dinikmati bersama keluarga sambil memetik nilai2 baik tentang kehidupan.


Thursday, January 25, 2018

Chef or Juru Masak


Aku sudah mengenal dapur sejak usia dini. Masakan pertama yang aku hasilkan dan dapat dinikmati keluarga adalah Sop Ayam dan itu aku masak sendiri saat usiaku 9 thn, kemampuan memasak ini didukung juga dengan pelajaran Pendidikan Keterampilan Keluarga (PKK) di sekolah, jaman dulu SD kelas 4 kita mulai belajar PKK dan bekal pelajaran PKK ini berguna sampai hari tua.

Kalau lihat acara2 perlombaan masak anak sejenis Junior Master Chef...aku malah terkagum2 anak2 itu memulai diusia yang lebih muda dari aku sudah bisa memasak dengan kelas seorang Chef.

Talking about Chef dari pengetahuan yg aku serap dari Chef Vindex, bahwa Chef adalah seseorang yang pernah mengecap pendidikan memasak sehingga mengetahui komposisi gizi makanan, teknik memasak dan juga menata makan. Berbeda dengan juru masak yang bisa memasak tanpa perlu memiliki pendidikan dasar memasak.  Well kalau dari penjelasan itu berarti kita yang berprofesi sebagai Ibu bekerja ataupun Ibu rumah tangga dan bisa memasak secara autodidak gak bisa masuk dalam kategori chef lebih tepat jika disebut juru masak.  Sedih juga, secara tanpa masakan ibu2 ini bagaimana anaknya bisa makan makanan sehat? Kenapa aku bilang makanan sehat, karena believe it or not ibu2 ini setiap hari anak berusaha mengatur komposisi sayuran yang disiapkan buat keluarganya agar memperoleh gizi seimbang. Jadi pada intinya ibu2 ini cooking with love.

Aku pribadi tidak pernah mengecap pendidikan sebagai chef ataupun mengikuti kursus memasak. Tapi berbekal pengetahuan dasar yang aku peroleh dari keluarga, membaca juga belajar dari orang2 lain yang pandai memasak, serta pengalaman belajar praktek langsung selama 33 tahun walaupun kadang on-off dan juga tidak selalu langsung berhasil saat emncoba menu2 baru yang kurang familiar, but I'm enjoy and happy cooking, senang bereksperimen untuk menu2 yang gak terlalu familiar di resep keluargaku dan juga tetap mempertahakan resep2 tradisi keluarga.  Kalau ada acara kumpul2 sama teman2 aku juga gak bisa datang sebagai pendekar tangan kosong, selalu aja ada keinginan membawa buah tangganku dari dapur tercinta.

Saat masih single, aku terbiasa membawa bekal ke kantor dan juga menyiapkan makanan untuk keluarga di rumah. Nenekku adalah partnerku yang paling hebat dalam hal ini.....namun sekarang Ia sudah berpulang ke rumah Tuhan dan akupun sudah berkeluarga, kini keseharianku masih tetap memasak dan menyiapkan bekal untuk anak2 dan suami, cuma sekarang sudah tanpa partner lagi karena aku terbiasa single fighter tanpa ART.

Walaupun aku tidak terhitung dalam kategori Chef dan lebih tepat masuk dalam kategori juru masak rumahan, I'm proud to be what I am. A loving mom for her family, yang selalu bersedia memasak dan memanjakan lidah keluarganya dengan masakannya.

Resolusi 2018


Keinginan untuk kembali menghias halaman blog ini dengan berbagai tulisan buah pengalaman Dan perenungan sudah muncul sejak beberapa waktu yang lalu...sebagai hasilnya berkenalan dengan beberapa penulis muda di dunia orange.

Tapi untuk kembali duduk manis mengetik Dan menuangkan semuanya kedalam kata-kata dihalaman blog kok susahnya minta ampun. Selalu aja punya alasan buat mengabaikan keinginan menulis. Pagi ini angin segar menyentuh jiwaku,membulatkan tekad buat membuka halamam blog ini dan mulai menulis kembali.

Again hambatan datang...gak bisa log in...oh no 😱 aku lupa email yg aku pakai buat login... celaka lah aku email yang mana ya???πŸ˜–πŸ˜¨... dah coba berbagai cara recovery kok gak muncul-muncul ini email dari blogger. Asli aku mulai frustasi, semuanya email yang pernah aku punya coba diurutin lagi krn ternyata ada juga yg provider email ya dah bye bye baby.

Bolak balik utak atik mikir-mikir πŸ€” sampai akhirnya UREKA tiba-tiba muncul di kepalaπŸ’‘ satu alamat email yang sudah lama banget gak aku buka than BINGO....blog-nya bisa di akses lagi horeeee.

Semoga dengan terbukanya Blog ini...aku mulai semangat lagi menulis dan berbagi cerita ya. Resolusi 2018 Rajin menulis Blog 😬
 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez