tag:blogger.com,1999:blog-230568192024-03-05T14:37:02.005+07:00LIFE ~ VieOephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.comBlogger36125tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-28753969570490601552018-02-01T20:17:00.000+07:002018-03-13T22:53:09.365+07:00The Greatest Showman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="250" data-original-width="670" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0HVGjH1PvrXSHby40MpJHQh6IYk0KXwzWanwqs3Xt6to3tsryxiLw_tUMoqbcLCzRb9D1KOuzlhv2P6nqu-QSp6sUUyVq1jGSEwH76yzA2Q9Q6LacD2ccRCvN16hNyfbhlhb4/s400/greatest-showman_670.jpg" width="400" /></div>
<br />
The<a href="https://www.foxmovies.com/movies/the-greatest-showman" target=""> Greatest Showman</a>, film drama musical yang sejak awal penayangannya di bioskop menuai banyak pujian. Terinspirasi dari kisah nyata perjalanan hidup P.T. Barnum, tokoh utama dalam cerita ini yang diperankan oleh <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Hugh_Jackman">Hugh Jackman</a>.<br />
<br />
P.T. Barnum adalah pendiri The Barnum & Bailey's Circus 1891, yang kemudian bergabung dengan Ringling Brother pada tahun 1919 dan berganti nama menjadi <span style="font-family: inherit;"><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ringling_Bros._and_Barnum_%26_Bailey_Circus">Ringling Bros. and Barnum & Bailey Circus</a>, namun sirkus keliling ini akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2017 setelah 146 tahun beroperasi, karena berkurangnya pengunjung dan mahalnya biaya operational. Selain itu bisnis sirkus akhir2 ini harus berhadapan dengan kelompok pencinta bintang dimana kelompok ini menilai binatang2 pada sirkus keliling dinilai diperlakukan tidak layak dan semestinya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
Sebaiknya kita menjauhkan pikiran bahwa film ini sepenuhnya diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup P.T. Barnum, karena dari informasi2 yang bisa kita peroleh dari berbagai sumber di dunia maya, perjalanan hidupnya cukup berbelit. Jadi film The Greatest Showman lebih merupakan sebuah hiburan semi fiksi, yang dapat kita nikmati tanpa perlu mengkaitkan dengan perjalanan sejarah sebenarnya.<br />
<br />
Layaknya sebuah hiburan selain menuai pujian pastinya menuai kritikan. Ada banyak nilai yang berusaha film ini sampaikan tapi sekali lagi ada beberapa bagian dari nilai2 yang hendak disampaikan dirasakan kurang tergarap dengan baik.<br />
<br />
Berikut beberapa nilai baik yang dapat Kita petik dari film ini.<br />
<ol>
<li>Don't waste your food, syukuri dan nikmati makanan yang ada , karena banyak orang di Dunia ini yang masih kekurangan makanan hingga kelaparan.</li>
<li>Bermimpi, karena segala sesuatu dapat terwujud jika Kita punya mimpi (Visi)</li>
<li>Kerja keras, segala mimpi / visit yang Kita miliki hanya bisa Kita capai lewat kerja keras, jadi pantang menyerah, walaupun seolah2 setiap celah telah kita coba karena mungkin saja masih ada celah lain yang dapat Kita jalani.</li>
<li>Everybody Unique, Tuhan menciptakan manusia satu sama lain berbeda, setiap dari kita diciptakan secara unik dengan kelebihan dan kekurangan diri kita masing2.</li>
<li>Never Enough, diambil dari judul lagu yang dinyanyikan Jenny Lind. Jangan pernah berpuas diri dengan apa yang kita capai karena diatas langit ada langit, tapi jangan juga membuat kita khilaf apa yang menjadi tujuan utama kita.</li>
<li>Kesetiaan, godaan bisa datang kapan saja, hanya kata setia yang harus kita ingatkan pada diri kita sendiri agar selalu membuat kita ingat dimana kita harus berpijak.</li>
<li>Komunikasi, Kita perlu membangun hubungan dengan sesama melalui komunikasi agar dapat mengerti Saturday sama lain dan juga dapat menyamakan visi dan misi.</li>
<li>Keluarga, adalah pondasi utama menuju kesuksesan tentunya setelah iman kepada Tuhan.</li>
</ol>
<br />
Diluar segala kekurangannya, The Greatest Showman adalah sebuah tontonan yang sangat menghibur dan dapat dinikmati bersama keluarga sambil memetik nilai2 baik tentang kehidupan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/EodWwczRIe4/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/EodWwczRIe4?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-21065326412315896682018-01-25T17:27:00.000+07:002018-01-25T17:32:27.589+07:00Chef or Juru Masak<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku sudah mengenal dapur sejak usia dini. Masakan pertama yang aku hasilkan dan dapat dinikmati keluarga adalah Sop Ayam dan itu aku masak sendiri saat usiaku 9 thn, kemampuan memasak ini didukung juga dengan pelajaran Pendidikan Keterampilan Keluarga (PKK) di sekolah, jaman dulu SD kelas 4 kita mulai belajar PKK dan bekal pelajaran PKK ini berguna sampai hari tua.</span><br />
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Kalau lihat acara2 perlombaan masak anak sejenis Junior Master Chef...aku malah terkagum2 anak2 itu memulai diusia yang lebih muda dari aku sudah bisa memasak dengan kelas seorang Chef.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Talking about Chef dari pengetahuan yg aku serap dari Chef Vindex, bahwa Chef adalah seseorang yang pernah mengecap pendidikan memasak sehingga mengetahui komposisi gizi makanan, teknik memasak dan juga menata makan. Berbeda dengan juru masak yang bisa memasak tanpa perlu memiliki pendidikan dasar memasak. Well kalau dari penjelasan itu berarti kita yang berprofesi sebagai Ibu bekerja ataupun Ibu rumah tangga dan bisa memasak secara autodidak gak bisa masuk dalam kategori chef lebih tepat jika disebut juru masak. Sedih juga, secara tanpa masakan ibu2 ini bagaimana anaknya bisa makan makanan sehat? Kenapa aku bilang makanan sehat, karena believe it or not ibu2 ini setiap hari anak berusaha mengatur komposisi sayuran yang disiapkan buat keluarganya agar memperoleh gizi seimbang. Jadi pada intinya ibu2 ini cooking with love.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Aku pribadi tidak pernah mengecap pendidikan sebagai chef ataupun mengikuti kursus memasak. Tapi berbekal pengetahuan dasar yang aku peroleh dari keluarga, membaca juga belajar dari orang2 lain yang pandai memasak, serta pengalaman belajar praktek langsung selama 33 tahun walaupun kadang on-off dan juga tidak selalu langsung berhasil saat emncoba menu2 baru yang kurang familiar, but I'm enjoy and happy cooking, senang bereksperimen untuk menu2 yang gak terlalu familiar di resep keluargaku dan juga tetap mempertahakan resep2 tradisi keluarga. Kalau ada acara kumpul2 sama teman2 aku juga gak bisa datang sebagai pendekar tangan kosong, selalu aja ada keinginan membawa buah tangganku dari dapur tercinta.</span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Saat masih single, aku terbiasa membawa bekal ke kantor dan juga menyiapkan makanan untuk keluarga di rumah. Nenekku adalah partnerku yang paling hebat dalam hal ini.....namun sekarang Ia sudah berpulang ke rumah Tuhan dan akupun sudah berkeluarga, kini keseharianku masih tetap memasak dan menyiapkan bekal untuk anak2 dan suami, cuma sekarang sudah tanpa partner lagi karena aku terbiasa single fighter tanpa ART.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;">Walaupun aku tidak terhitung dalam kategori Chef dan lebih tepat masuk dalam kategori juru masak rumahan, I'm proud to be what I am. A loving mom for her family, yang selalu bersedia memasak dan memanjakan lidah keluarganya dengan masakannya.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFZUFioWzLeiPeuDwwRCPWFsvHQMjGRYhPl9Lm5MHorObLPcsz_WGNT7PdKLbcakiwAaGfcMDoefqpw6dl08WEPLvAs8lK_eBU70SoYkrAhOPg-7MVg7oNYb5iKK3j8it0pCt3/s1600/2018-01-25+17.17.06.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1317" data-original-width="1600" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFZUFioWzLeiPeuDwwRCPWFsvHQMjGRYhPl9Lm5MHorObLPcsz_WGNT7PdKLbcakiwAaGfcMDoefqpw6dl08WEPLvAs8lK_eBU70SoYkrAhOPg-7MVg7oNYb5iKK3j8it0pCt3/s320/2018-01-25+17.17.06.jpg" width="320" /></a></span></div>
</div>
Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-76101839291930592722018-01-25T10:10:00.003+07:002018-01-25T16:43:59.264+07:00Resolusi 2018Keinginan untuk kembali menghias halaman blog ini dengan berbagai tulisan buah pengalaman Dan perenungan sudah muncul sejak beberapa waktu yang lalu...sebagai hasilnya berkenalan dengan beberapa penulis muda di dunia orange.<br />
<br />
Tapi untuk kembali duduk manis mengetik Dan menuangkan semuanya kedalam kata-kata dihalaman blog kok susahnya minta ampun. Selalu aja punya alasan buat mengabaikan keinginan menulis.
Pagi ini angin segar menyentuh jiwaku,membulatkan tekad buat membuka halamam blog ini dan mulai menulis kembali.<br />
<br />
Again hambatan datang...gak bisa log in...oh no 😱 aku lupa email yg aku pakai buat login... celaka lah aku email yang mana ya???😖😨... dah coba berbagai cara recovery kok gak muncul-muncul ini email dari blogger. Asli aku mulai frustasi, semuanya email yang pernah aku punya coba diurutin lagi krn ternyata ada juga yg provider email ya dah bye bye baby.<br />
<br />
Bolak balik utak atik mikir-mikir 🤔 sampai akhirnya UREKA tiba-tiba muncul di kepala💡 satu alamat email yang sudah lama banget gak aku buka than BINGO....blog-nya bisa di akses lagi horeeee.<br />
<br />
Semoga dengan terbukanya Blog ini...aku mulai semangat lagi menulis dan berbagi cerita ya.
Resolusi 2018 Rajin menulis Blog 😬Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-53451530332738696032010-03-30T22:05:00.003+07:002010-03-30T23:26:56.472+07:003 tahun telah berlaluTak terasa sudah 3 tahun lebih, aku absent mengisi blogku ini. Berawal dari kesibukan mempersiapkan pernikahan, mutasi kerja, kehamilan, hingga akhirnya bidadari kecilku lahir di bumi pesada Indonesia ini...begitu lah kira-kira sambutan dokter kandunganku, ketika bidadari kecilku dilahirkan.<br /><br />Saat aku berjuang untuk memberikan ASI ekslusif baginya, bersamaan dengan berakhirnya masa cuti melahirkanku, maka aku harus kembali bekerja. Tetes air mata mengalir hampir setiap hari, kala aku harus berpisah dengannya untuk berangkat ke kantor atau saat aku kembali dari tempat kerja dan melihat bidadari kecilku telah terlelap. Selama masa itu pula aku terus berjuang untuk dapat memberikan ASI semaksimal mungkin baginya, segala daya upaya aku lakukan agar jumlah ASI-ku semakin bertambah banyak (perihal management ASI akan aku bahas di postingku selanjutnya) dan aku berhasil lulus memberikan ASI secara ekslusif pada 6 bulan pertama masa kehidupannya. <br /><br />Atas kesepakatan dan pertimbangan bersama (aku dan suami), akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan tetapku sebagai seorang marketing senior dan beralih profesi menjadi ibu rumah tangga. Keputusan ini kami ambil dengan tujuan agar bidadari kecil kami dapat tumbuh dan berkembang dalam pengawasan orangtuanya secara langsung. <br /><br />Aku tidak menyesal walaupun aku harus kehilangan penghasilan pribadiku, semuanya terbayarkan dengan seluruh perkembangan positif yang diperlihatakan oleh bidadari kecilku. Kini bidadari kecilku sudah berusia 1,5 tahun dan ia telah tumbuh berkembang dalam rasa aman karena dia yakin bahwa aku terus berada disisinya, bagaimana tidak? hingga kini aku masih terus memberikan ASI baginya dan aku bertekad untuk memberikannya hingga ia berusia 2 tahun, sesuai dengan ajuran dokter.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1164472455200277792006-11-25T23:33:00.001+07:002010-03-30T23:31:03.554+07:00Peringatan Tahun Pertama EmaTidak terasa, sudah genap 1 tahun Ema meninggalkan kami semua. Misa peringatan tahun pertama meninggalnya Ema, sengaja kami adakan pada hari Sabtu, 25 November 2006, dengan pertimbangan bahwa kami dapat mempersiapkan Misa ini secara lebih baik.<br /><br />Tahun pertamanya sendiri seharusnya jatuh pada hari Senin, 20 November 2006. Pada hari itu kami masih melakukan tradisi keluarga kami memanjatkan doa-doa kepada Ema dengan tata cara keluarga yang sudah kami warisi secara turun termurun.<br /><br />Hari senin 20/11/2006 itu aku datang ke kantor dengan membawa laptop kakakku agar pada waktu istirahat makan siang aku dapat memperbaiki teks Misa yang harus kami persiapkan untuk Misa hari sabtunya. Dan siang itu aku sudah berhasil memperbaiki sebagian besar dari teks Misa itu.<br /><br />Ada berbagai perasaan yang sangat mengganggu aku pada hari itu, bukan karena pekerjaanku yang masih sangat banyak, tapi karena aku terkenang dengan memori yang aku miliki bersama dengan Ema.<br /><br />Hari ini adalah hari Misa peringatan tahun pertama Ema dan aku boleh membaginya dengan keluarga dan orang-orang yang ‘peduli’ terhadap Ema. Rangkaian acara Misa dan santap malam berjalan dengan mulus sesuai dengan apa yang telah kami persiapkan. Kami merasa sangat senang karena kami sekeluarga dapat mempersiapakan dan mempersembahakan Misa peringatan tahun pertama untuk Ema. Misa ini merupakan hasil usaha terbaik yang dapat kami lakukan untuk mendoakan dan mengenang Ema kami terkasih. Damai Tuhan telah menyentuh diri Ema sehingga Tuhan telah membukakan jalan bagi Ema untuk memperoleh hidup kekal besama Bapa di Sorga.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1163031331135833902006-11-09T07:12:00.000+07:002006-11-12T23:10:16.263+07:00DENIAS – Senandung diatas AwanNonton adalah salah satu hobi yang sudah lama terlupakan karena kesibukanku banyak hal. Sebenarnya aku sangat menyukai kegiatan menonton film. Mengapa? Jawabnya karena dari film-film yang ditonton itu kita bisa menarik intisari ceritanya dan mengambil nilai-nilai yang berharga yang tersirat dalam film itu. Memang tidak semua film memiliki intisari cerita yang cukup bernilai, itu sebabnya seriring dengan waktu aku cenderung picky saat mau memutuskan film apa yang akan aku tonton.<br /><br />Kurang lebih tanggal 28/10/2006, teman-temanku mengajak aku untuk menonton film berjudul “Kuntilanak”, serta merta aku menolak ajakan itu. Buat mereka nonton film ini hanya untuk lucu-lucuan saja, tapi buat aku kalau kita mesti duduk selama 1 – 2 jam menikmati sebuah film maka film itu mesti cukup punya ‘makna’, jadi aku bersikeras menolak dan akhirnya aku memutuskan untuk memilih film yang berbeda dan pilihanku jatuh pada “DENIAS – Senandung diatas Awan”, sebuah film karya anak bangsa yang bercerita tentang seorang anak Papua yang bercita-cita untuk sekolah. Sebelumnya aku memang sudah sempat membaca sinopsisnya di salah satu harian terkenal di Indonesia. Film yang ditujukan untuk anak-anak ini, tentulah dikemas sesuai dengan pangsa pasarnya sehingga secara pemilihan kata, dan plot cerita juga haruslah mudah dipahami oleh anak-anak.<br /><br />Alur Cerita dari film ini sangatlah sederhana, adalah seorang anak laki-laki bernama Denias, yang lahir dari sebuah keluarga Papua yang masih sangat kolot, terkungkung dengan segala macam adat dan tradisi yang kalau kita pikir masih sangat ‘primitif’. Denias dan beberapa temannya memiliki kesempatan untuk bersekolah di sebuah sekolah semi permanet tanpa biaya, dimana guru yang mengajar disana juga seorang sukarelawan. Denias menjadi anak yang terpandai diantara teman-temannya yang tinggal disana. Sepeninggal Pak Guru Surkarelawan yang harus kembali ke tanah Jawa karena istrinya sakit, sekolah itu diajar oleh seorang tentara yang dikenal dengan nama Maleo. Namun Maleo juga tidak dapat bertahan lama karena selanjutnya dia juga harus berpindah tugas ke daerah lain. Pada perpisahannya Maleo meninggalkan sebuah surat untuk Denias, yang intinya adalah setiap orang harus memiliki tekad yang kuat untuk mencapai cita-citanya.<br /><br />Denias yang memiliki keinginan besar untuk bersekolah akhirnya berjalan selama 3 hari 3 malam menyeberangi gunung untuk mencapai sebuah sekolah swasta yang berada di kompleks Freeport. Sesampai disana Denias berkenalan dengan Enos, seorang anak Papua yang juga putus sekolah karena tidak memiliki biaya.<br /><br />Pertemuan Denias, Enos dan Ibu Guru di sekolah itu memberikan semangat pada Denias dan Enos untuk memperoleh pendidikan mereka. Apabila Denias melakukan serangkaian tes, maka Enos berjuang pulang ke kampung halamannya untuk mengambil Rapor sekolahnya. Tujuannya adalah satu untuk memperoleh kesempatan bersekolah kembali. Akhirnya Denias dan Enos berhasil untuk mendapat kesempatan bersekolah di sekolah swasta yang berada di kompleks Freeport tersebut. <br /><br />Di ending cerita, terdapat catatan bahwa saat ini Denias masih menyelesaikan pendidikannya di tingkat universitas di Darwin, Australia, dan Enos di Univeristias Malang, keduanya memperoleh beasiswa dari Freeport.<br /><br />Kisah yang diambil dari kisah nyata seorang anak bangsa yang bernama Denias ini sangat menyentuh…karena perjuangannya untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Banyak dari kita lebih beruntung dari Denias maupun Enos, yang lahir dalam keluarga yang mampu untuk memberikan pendidikan dari masa kita kecil hingga pendidikan tinggi di unversitas, tanpa harus bersusah payah menobrak adat istiadat yang sangat kolot, mencari nafkah untuk bersekolah dan lainnya. Namun seringkali kita tidak cukup menyadari dan mensyukuri kondisi tersebut, sehingga tidak bersunguh-sunguh dalam menjalani pendidikan yang boleh kita kecap.<br /><br />Film yang wajib ditonton untuk mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan dan betapa beruntungnya kita yang boleh diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang cukup. Dan bagi sahabat-sahabat yang telah memberikan sumbangan besar pada pendidikan, film ini akan memberikan kita semangat untuk terus mendukung mereka, karena masih banyak anak-anak lainnya yang ingin menjadi Denias ataupun Enos…sehingga mereka bisa menjadi Denias…Denias dan Enos….Enos lainnya.<br /><br />Beberapa dari kita telah menwujudkan perhatiannya akan pendidikan yang lebih baik bagi anak bangsa penerus masa depan bangsa, seperti halnya yang dilakukan olehYayasan Tunas Cendekia dengan Gelang Merah SolidaritasKEBERSAMAAN, juga sahabat-sahabat Yayasan Tunas Cendekia. <br /><br />Sahabat….tetaplah kobarkan semangat untuk mendukung pendidikan anak-anak Indonesia….karena masa depan bangsa ada ditangan kita.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1161591151530992912006-10-23T15:05:00.000+07:002006-10-24T23:02:28.350+07:00Beda Antara Cinta dan CocokMelanjutkan posting aku sebelumnya yang berjudul <a href="http://www.oephylle.blogspot.com/2006/10/true-commitment.html">TRUE COMMITMENT</a>, berikut aku posting sebuah artikel lama yang isinya indah banget untuk kita baca, renungkan dan doakan...agar bisa menemukan seseorang yang tepat untuk diajak menjalani TRUE COMMITMENT.<br />_____________<br /><br />BEDA ANTARA CINTA DAN COCOK<br />Oleh: Dr. Paul Gunadi<br /><br />Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta-<br />-cinta romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan.<br /><br />Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya.<br /><br />Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.<br /><br />Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.<br /><br />Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah "datang" karena sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri mencintai seseorang.<br /><br />Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut berperan dalam proses pengemudian ini.<br /><br />Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu,kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri dengan orang tersebut.<br /><br />Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka.<br /><br />Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan gadis atau pria itu karena sabarannya, kebaikannya menolong kita, perhatiannya yang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah menyaksikan kualitas tersebut di atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan<br />seterusnya.<br /><br />Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada dirinya.<br /><br />Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.<br /><br />Namun khusus untuk pembahasan kali ini,saya membatasi lingkup cinta hanya pada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering dianggap demikian. Saya berikan contoh.<br /><br />Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh dimana suka tidak sama dengan cocok.<br /><br />Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya.<br /><br />Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar(tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup.<br /><br />Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu menyukainya,dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada dirinya. Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta)akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan -- ini yang penting -- cenderung menghalau ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal masalah.<br /><br />Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran.<br /><br />Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada akhirnya kita beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik dengan kecocokan. Kita kadang berpikir atau berharap,"Saya menyukainya, berarti saya (akan) cocok dengannya." Salah besar!<br /><br />Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok!<br /><br />Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan kita.<br /><br />Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia, yakni, "Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."<br /><br />Kata "sepadan" dapat kita ganti dengan kata "cocok." Tuhan tidak hanya menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam.<br /><br />Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus cocok.<br />Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta (romantik) sebagai prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, kita telah menggeser hal esensial yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan cara mengganti kata "cocok" dengan kata "cinta." Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita; itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada kita.<br /><br />Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah ia cocok denganku?<br /><br />Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar keluarga di Amerika Serikat, yang mengeluhkan bahwa dewasa ini orang lebih banyak mencurahkan waktu untuk menyiapkan diri memperoleh surat ijin mengemudi dibanding dengan mempersiapkan diri untuk memilih pasangan hidup. Saya kira kita telah termakan oleh motto, "Cinta adalah segalanya," dan melupakan fakta dilapangan bahwa cinta (romantik) bukan segalanya.<br /><br />Jadi, kesimpulannya ialah, cintailah yang cocok dengan kita!<br /><br />Teman-teman ini saya juga berikan sebuah doa untuk menemukan pasangan hidup yang tepat dan cocok,doa ini sangat indah semoga juga bisa memberikan kesadaran bahwa semua itu akan kita kembalikan kepada Sang Empunya Kehidupan. ini saya buat dua versi yang bisa digunakan sesuai jenis kelamin dan kebutuhan teman2. Jika artikel dan doa ini Anda rasa berguna...berikan kepada mereka yang membutuhkan dan yakinlah niat baik Anda pasti tidak akan pernah sia-sia... semoga bermanfaat<br /><br />_______________________<br /><br /><br />PRAYER FOR LIFETIME PARTNER<br /><br />Tuhanku,<br /><br />Aku berdoa untuk seorang pria/perempuan, yang akan menjadi bagian dari hidupku.<br /><br />Seorang yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.<br />Seorang pria/perempuan yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.<br />Seorang pria/perempuan yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.<br />Wajah ganteng/cantik dan daya tarik fisik tidaklah penting.<br />Yang paling penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menjadi seperti Engkau.<br /><br />Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.<br /><br />Seseorang yang memiliki hati yang bijak bukan hanya otak yang cerdas. <br /><br />Seorang pria/perempuan yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku. Seorang pria/perempuan yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati<br />ketika aku berbuat salah.<br />Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku/ketampanan tetapi<br />karena hatiku.<br />Seorang pria/perempuan yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap<br />waktu dan situasi. <br />Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang perempuan/pria ketika berada di sebelahnya.<br /><br />Aku tidak meminta seorang yang sempurna, Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU.<br /><br />Seorang pria/perempuan yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.<br />Seorang pria/perempuan yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.<br />Seseorang yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya. <br />Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.<br /><br />Dan aku juga meminta :<br />Buatlah aku menjadi seorang perempuan/pria yang dapat membuat pria/perempuan itu bangga dan bahagia.<br /><br />Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.<br /><br />Berikanlah RohMU yang lembut sehingga kecantikanku/ketampananku datang dariMU bukan dariluar diriku. Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.<br /><br />Berikanlah aku mataMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.<br /><br />Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari.<br /><br />Berikanlah aku bibirMU dan aku akan tersenyum padanya setiap pagi.<br /><br />Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "betapa besarnya Tuhan itu karena Engkau telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna". Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.<br /><br />AminOephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1160818805215551702006-10-14T16:37:00.000+07:002006-10-15T16:13:20.913+07:00TRUE COMMITMENTHari jumat kemarin, aku baru saja bertemu dengan salah seorang sahabat baikku. Kami berkenalan +/- 13 tahun yang lalu, saat kami masih duduk di kelas 2 SMA. Dan persahabatan kami berawal dari sini.<br /><br />Semasa SMA, aku, dia dan seorang sahabat lainnya hampir boleh dibilang tidak dapat dipisahkan. Meskipun kami bertiga memiliki minat yang sedikit tumpang tindih, Aku dan sahabatku yang kutemui hari jumat kemarin memiliki minat besar terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan seni, seperti halnya performance art, kami berdua pernah manggung di Taman Ismail Marzuki dan ikut berkompetisi dalam Perlomban Theater tingkat SMA se-DKI Jakarta. Dan kami memiliki keinginan yang sama untuk melanjutkan pendidikan kami ke Fakultas Teknik Arsitektur. Sementara aku tidak terlalu menyukai binatang, sahabatku ini menyukai kucing, meskipun dia mengindap asma dan sahabat lainnya adalah seorang penyayang binatang sejati. Nah dia inilah satu-satunya diantara kami berdua yang bercita-cita untuk menjadi Dokter Hewan. Dan dia satu-satunya yang melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi negeri.<br /><br />Namun kami bertiga memiliki kesamaan, yaitu sama-sama suka bernyanyi, suka nonton pertandingan bola (yah terserah lagi ada Liga apa aja deh? yang penting kami bisa nonton), dan suka suka menjadi diri kami sendiri. Kami bertiga memiliki latar belakang yang berbeda. Secara suku, budaya, status ekonomi dan latar belakang keluarga. Hal itu tercerim pula pada profesi yang kami jalani saat ini, aku seorang Marketing Bank, sementara sahabatku yang kutemui hari jumat ini adalah seorang Dance Instructor dan sahabat kami lainnya adalah seorang dokter hewan dan saat ini berstatus PNS. Namun perbedaan ini justru memberikan warna yang berbeda dalam persahabatan yang kami jalin.<br /><br />Ketika kami SMA dulu, kami selalu berbagi masalah pelajaran, PR, ujian, kegiatan extrakurrikuler, serta kegiatan lainnya yang biasa disukai anak-anak muda, contohnya jalan-jalan, makan bareng, nonton, pesta sweet seventeen, dan masih banyak lainnya. Satu persamaan yang kami miliki adalah sampai kami mengakhiri masa SMA, kami bertiga tidak ada yang sempat berpacaran.<br /><br />Aku dan sahabatku sang dance instructor ini melanjutkan pendidikan kami di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, namun kami berbeda kelas, sehingga kami mulai membentuk teman-teman bermain yang berbeda pula. Sementara sahabatku si PNS melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi negeri di kota Jogjakarta. Mulai masa kuliah inilah, ketiga sahabat ini mulai berani melirik cowok, jadilah kami bertiga, masing-masing memiliki pacar, hanya saja kalau aku dan sahabatku si PNS yang di Jogja ini memperoleh teman kampus kami sendiri, berbeda dengan sahabatku sang dance instructor yang satu kampus dengan aku, dia malah kecantol dengan adik kelas kami sewaktu SMA dulu. <br /><br />Aku adalah yang paling pertama meninggalkan bangku kuliah karena aku lulus lebih awal, kemudian di susul kedua sahabatku dengan waktu yang hampir bersamaan. Saat kami lulus dari tempat kami kuliah masing-masing, kembali status kami menjadi jomblo, karena hubungan kami dengan pacar kami ini tidak berjalan dengan baik.<br /><br />Kami kemudian terbenam dalam kesibukan kehidupan kami masing-masing, mengejar karir dan melajutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Di masa-masa inilah kemudian kami memulai hubungan baru dengan pacar baru. Namun perjalanan pacaran aku dan sahabatku sang dance instructor ini ternyata tidak berakhir dengan pernikahan, kami akhirnya berpisah. Hanya sahabatku si PNS inilah yang akhirnya berhasil bersanding dengan lelaki pilihannya yang dia kenal di kantor tempat mereka bekerja, sebelum dia berstatus PNS.<br /><br />Tapi ini tidak berarti sahabatku sang dance instructor tidak memperoleh kebahagiaannya, karena pada kenyataanya dia juga telah bersanding dengan seroang lelaki pilihannya. New comer kalau orang bilang, tapi sebenarnya lelaki ini adalah kakak kelas kami sewaktu SMA. Dunia sempit, mungkin benar juga kata orang, kok bolak-balik kita bertemu dengan orang yang sama.Perbedaan usia sahabatku ini dengan suaminya tidaklah terlalu banyak hanya 3,5 tahun, namun dari ceritanya, suaminya ini digambarkan sebagai figure yang ngemong, mandiri dan open-minded. Figure yang merupakan dambaan sahabatku, bagaimana tidak dia si bungsu yang manja, namun dia punya seabrek aktifitas yang mesti di mengerti dari profesinya sebagai dance instructor. Kecintaan aku dan sahabatku pada theater sangat sulit untuk dipahami pasangan kami, karena image yang timbul atas theater di tanah air kita ini banyak sekali yang miring. <br /><br />Sahabatku ini bercerita pengalamannya berpacaran dengan dua mantannya yang kebetulan aku kenal dengan baik. Semasa pacaran, semuanya lebih banyak di warnai dengan hura-hura dan seneng-seneng, seperti pergi nonton dan makan, jarang ada pembicaraan serius diantara mereka. Rasanya janggal kalau kedua pemuda itu mulai merancang dan membicarakan kehidupan mereka setelah pernikahan. Kata sahabatku ini, sama sekali dia tidak bisa membayangkan, kehidupan seperti apa yang akan dimilikinya setelah menikah. Rasanya semuannya bias dan semu.<br /><br />Hal inilah yang dia rasakan berbeda saat bertemu dan menjalin hubungan lebih lanjut dengan mantan pacarnya, yang saat ini berstatus suaminya. Usia pacaran mereka tergolong tidak terlampau lama, karena kurang dari 1 (satu) tahun pacaran, mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan suci mereka melalui Sakramen Pernikahan yang mereka saling terimakan di Gereja St. Theresia, Menteng, Jakarta. Dengan pemuda ini, sahabat baikku mengakhiri masa lajangnya dan dengan pemuda inilah selama masa pacaran, mereka bisa merangkai dan merancang angan-angan kehidupan setelah pernikahan. Semuannya tidak lagi bias atau semu, semuannya begitu nyata, senyata yang dia jalani saat ini. <br /><br />Cerita sahabatku ini jadi semakin menarik. Dalam memutuskan komitment untuk menikah adalah satu penting yaitu masalah penerimaan. Mereka bedua dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki, bukan terbatas pada diri mereka masing-masing, tetapi juga masalah keluarga dan masa lalu. Dimana masalah-masalah ini juga akan memberikan dampak kepada kehidupan mereka di masa mendatang. Mereka sepakat untuk menghadapinya bersama. Sahabatku bilang, “Apa lah yang di cari seorang perempuan dari seorang laki-laki yang menjadi pendamping hidupnya? “ Jawabnya “Rasa aman dimana laki-laki yang kita pilih dapat menjadi tempat kita bersandar dan menakodahi bahtera perkawinan di dalam kesatuan besama Tuhan.” Sedangkan dari sisi seorang laki-laki juga tidak jauh bebeda, Seperti apakah perempuan yang mereka cari sebagai pendamping hidup mereka? Jawabnya kembali kepada esensi seorang wanita di ciptakan oleh Tuhan yaitu untuk menjadi seorang penolong bagi laki-laki itu. Sebuah ending yang sangat indah yang aku terima dari sharing sahabat baikku sendiri. <br /><br />Aku melihat ini sebagai metamorfosis kehidupan seorang wanita, dari rangkaian perjalanan kehidupan sahabatku yang aku kenal 13 tahun yang lalu, mulai dari SMA, kuliah dan saat ini.<br /><br />Kedua sahabat baikku, sudah melangkah satu langkah lebih maju dari diriku yaitu menjalani TRUE COMMITMENT mereka di dalam Tuhan, sampai maut memisahkan mereka dengan pasangannya.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1159662676094415992006-10-01T06:56:00.000+07:002006-10-01T07:31:16.610+07:00Di Penghujung Bulan September 2006Pagi ini bulan September telah berganti dengan bulan Oktober, kemarin adalah hari terakhir di Bulan September, telah banyak peristiwa yang boleh aku lalui sepanjang bulan September ini.<br /><br />Sehari yang lalu, pagi-pagi aku pergi ke bengkel untuk memperbaiki mobilku. Sepulang dari menitipkan mobil di bengkel, aku merasa sangat kelelahan, akhirnya kuputuskan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu mobilku selesai di perbaiki. Pastilah kalau sudah selesai bengkel itu akan menghubungi aku untuk menjemput mobilku. Sepertinya pagi mejelang siang hari itu aku tertidur, ketika tiba-tiba kudengar suara mamaku memanggil untuk makan siang, dan secara bersamaan HP-ku berbunyi, dan ternyata telepon dari Ketua Muda mudi di Gerejaku yang mengabarkan bahwa ada kebakaran di daerah salah seorang teman Muda mudi lainnya. Aku yang saat itu masih setengah sadar mengatakan bahwa aku akan segera menyusul kesana.<br /><br />Aku turun dari kamarku dan menyelesaikan makan siangku sejenak dengan keluargaku, karena mama tidak memberiku berangkat sebelum aku makan. Segera kuselesaikan makan siangku dan berpamitan untuk membantu temanku itu. Sesampai disana ternyata rumah temanku dalam kondisi baik-baik saja, tetapi rumah Sopir yang bekerja di Gereja kami habis terbakar. Kami muda mudi Gereja bahu membahu untuk menolong keluarga Sopir Gereja kami dan mencarikan tempat tinggal di gereja. Setelah selesai membantu keluarga Sopir Gereja ini, kamipun mulai membantuk Seksi Sosial Gereja untuk mengumpulkan mie instan dan beras yang kemudian kami angkut dengan menggunakan mobil box untuk diantar ke posko di tempat RT/RW setempat. <br /><br />Ini pengalaman pertama yang sangat nyata, membantu orang-orang yang kesusahan, beratnya barang-barang yang kami angkat tidak kami rasakan sebagai beban, duduk berhimpitan di dalam mobil box yang pengap dan kotor juga tidak kami persoalkan. Cuma semangat untuk membantu orang-orang yang kesusahan ini yang membuat diri kami tidak merasa kelelahan. Akhirnya setelah +/- 2 jam kami bekerja keras, kami membubarkan diri karena tugas membantu kami telah terselesaikan.<br /><br />Kami pulang dengan perasaan prihatin, bahagia dan lainnya, perasaan yang sungguh-sungguh campur aduk seperti gado-gado. Tapi kuasa The Source sungguh luar biasa karena kami boleh alami dan turut ambil bagian di dalam kejadian ini. Meskipun secara materil banyak yang kehilangan, tempat tinggal, barang-barang berharga dan lainnya, tetapi The Source masih menyelamatkan Jiwa-Jiwa mereka. Sehingga tidak ditemukan adanya korban jiwa.<br /><br />Ada hal yang membuat aku sempat terpekur melihat kondisi rumah-rumah disana, bagaimana tidak, kami semua aktif di Gereja yang memiliki bangunan yang cukup mengah, ternyata banyak teman-teman kami yang rumahnya berada diantara kali dan rel kereta api, di Jakarta rumah-rumah di tempat seperti ini sering disebut rumah liar dan di kategorikan sebagai rumah kumuh. Sebuah degradasi yang sangat menyolok antara mereka yang memiliki rumah mewah dan mobil mewah dengan rumah semi permanent dan perabot seadanya. Tetapi kami semua di Gereja tidak pernah mempermasalahkan perbedaan itu, dan boleh di bilang selama kami aktif di Gereja tidaklah pernah kami memandang itu sebagai suatu perbedaan, buat kami semua, kami adalah sama, kami memiliki talenta yang berbeda satu dengan lainnya dan itulah yang membuat kami menjadi berarti untuk diri kami sendiri dan untuk orang lain.<br /><br />Sebuah Peristiwa yang luar biasa di penghujung Bulan September 2006 ini.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1159382881504835002006-09-28T01:47:00.000+07:002006-09-28T02:07:49.736+07:00Pernikahan SahabatkuHari Sabtu, 23 September 2006, pukul 11.00 WIB, bertempat di Gereja Bunda Hati kudus - Kemakmuran. Seorang Sahabatku menjalani prosesi upacara sakramen pernikahannya. Aku tidak ingat dengan pasti berapa jauh kapal yang di nakodahinya sudah berlayar mencari pelabuhan, tempat dia menambatkan kapal Kasihnya. Tapi aku tahu dengan pasti bahwa dia memiliki kasih yang besar pada seorang perempuan yang sebelumnya berstatus pacar dan sekarang berstatus istri untuknya.<br /><br />Aku tidak pernah mengenal kekasih hatinya yang bernama Christine ini, yang aku tahu bahwa sahabatku dapat menerima semua kelebihan, kekurangan dan masa lalu dari diri wanita ini. Begitu pula sebaliknya, menurut cerita sahabatku Christine juga melakukan hal yang sama atas dirinya.<br /><br />Sebutlah sahabatku ini Richard, aku mengenalya kurang lebih 2 tahun yang lalu, saat aku masih terus berjuang untuk bangkit dari keterpurukan aku. Aku juga tidak pernah memahami rencana The Source dalam hidupku untuk mempertemukan aku dengan Richard. Awalnya sungguh sepele, Richard melihat profilku di halaman friendster seorang sahabatku dan dia minta untuk dikenalkan dengan aku, entah bagian mana dari profil itu yang membuat dia tertarik untuk berkenalan denganku. <br /><br />Perkenalan kami cuma lewat telepon, dan persahabatan kami pun terjalin lewat kawat telepon, kami suka bertukar cerita tentang pengalaman pahit dan senang dalam hidup kami masing-masing. Entah mengapa Richard sering berkata, bahwa aku tidak sepenuhnya bisa mengungkapkan isi hatiku dan ada benteng tinggi yang membatasi aku dengan dunia luar yang harus di bongkar. Yang aku kagumi dari Richard adalah kegigihannya untuk terus memeberikan dukungan pada diriiku agar bisa keluar dari 'lingkaran' yang membelengu aku.<br /><br />Dua tahun kami bersahabat hanya melalui kawat telepon, tidak pernah kami bertemu satu sama lain, setiap kali berjanjian untuk ketemu pastilah batal. Aku hanya mengenal rupa Richard lewat Friendster, begitu juga Richard terhadap aku.<br /><br />Hingga akhirnya beberapa bulan yang lalu, moment yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Di suatu siang yang sangat cerah, Richard berteleponan dengan aku dan secara sepontan kami berdua berjanji untuk makan siang. Jadilah kedua sahabat ini bertemu di restoran untuk makan siang. 2 tahun hanya 2 kali tatap muka, pertama makan siang, kedua beberapa minggu yang lalu saat dia melepas kepergianku mengikuti WEC dan pada pernikahannya sabtu kemarin. Itu merupakan pertemuan kami yang ke-3 kalinya dan yang pertama dengan istrinya.<br /><br />Richard adalah seorang sahabat yang sangat berarti dalam hidupku. Petemuan kami pastilah bukan sebuah kebetulan, tetapi adalah rencana besar The Source.<br /><br />Ada potongan bacaan injil yang sangat menarik dalam pernikahan Richard dan Christine ini, yang bunyinya sebagai berikut: <em>Janganlah Kuatir Akan Hari Esok... </em> Bacaan injil yang sungguh-sungguh tidak umum digunakan dalam pernikahan tapi sangat menggambarkan Richard yang aku kenal selama ini. Sabtu kemarin merupakan awal langkah baru bagi Richard dan Christine, dan Richard tidak pernah kuatir akan hari esok, karena Richard yang kukenal selalu berkata bahwa Tuhan selalu melindungiku di setiap langkahku, hari ini dan seterusnya.<br /><br />Tersusun kata untukmu sahabatku, Richard n Christine, Congratulation for Your Wedding! Biarlah kekhawatiran tidaklah pernah hinggap di hati kalian dan di hati setiap orang percaya. Dan biaralah semuanya semakin di teguhkan bahwa The Source selalu menyertai kita di setiap tarikan nafas kita hingga akhir jaman.<br /><br />Seperti yang kau pesan padaku hari ini, aku boleh menelepon dan sharing denganmu jikalau aku membutuhkanmu. Sepotong kata terakhir yang kau ucapkan jauh lebih bermakna lagi, bahwa kau menunggu aku mengikuti jejakmu, aku tau bahwa ucapanmu teriring doa agar aku dapat mencapai kebahagiaanku sendiri.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1158000241373980112006-09-12T01:42:00.000+07:002006-09-18T00:22:40.220+07:00Sebuah Jawaban untuk DILEMA<em>Posting ini adalah lanjutan dari postingku beberapa bulan yang lalu, sebuah posting dengan judul <a href="http://oephylle.blogspot.com/2006/03/dilema.html">DILEMA</a>. Posting ini merupakan jawaban dari keputusan yang kuambil diatas DILEMA yang telah kulalui beberapa waktu yang lalu.</em><br /><br />Hari minggu yang lalu, aku baru pulang dari sebuah kegiatan Youth yang sangat luar biasa, sulit bagiku untuk melukiskan bagaimana berarti dan berkesannya kegiatan itu buat diriku secara pribadi.....Kegiatan Youth yang semestinya sudah aku jalani 6 bulan yang lalu, tapi karena DILEMA yang saat itu terjadi, dan tidak bisa aku hindari, membuat aku harus mengambil keputsan diatas DILEMA yang ada. Dan keputusan akhir yang diambil waktu itu adalah aku harus merelakan kehilangan moment untuk mengikuti kegiatan ini. Tapi Tuhan sungguh Adil karena pada setelah melalui banyak hal, akhir minggu ini pada akhirnya aku punya kesempatan untuk mengejar ketingalanku.<br /><br />Rasanya kejadian pengambilan keputusan diatas DILEMA yang ada itu, masih sangat erat terbayang dibenakku. Rasanya kejadian itu baru saja terjadi. Yang pada kenyataanya hal itu sudah berlalu selama 6 bulan (1/2 tahun), kalau kita hitung dengan persamaan jumlah minggu, berarti sudah berjumlah 24 minggu atau 168 hari atau 4.032 jam atau 241.920 menit atau 14.515.200 detik. Wow...banyak sekali deretan angak-angka tersebut. <br /><br />Meskipun jumlah deretan angka itu sungguh menakjubkan, tapi buat aku deretan angka itu jadi memiliki arti tersendiri. Selama deretan angka itu bergerak, telah berulang kali juga aku mencoba mengejar ketinggalanku atas hasil akhir dari keputusan yang kuambil diatas DILEMA itu, tapi anehnya setiap kali aku mencoba, selalu saja ada halangan yang membuatku tidak dapat mengikuti kegiatan ini untuk mengejar ketinggalanku. <br /><br />Ada perasaan yang sangat kuat dihatiku pada saat aku memperoleh jadwal Kegiatan Youth kali ini yang rencananya akan diadakan pada awal bulan September 2006, tepat sehari sesudah aku merayakan hari jadiku. Aku merasa waktunya sangat tepat untuk memulai suatu langkah yang baru. Ada perasaan cemas sekaligus deg-degan selama menunggu waktu kegiatan ini tiba. Aku takut kehilangan lagi kesempatan mengikuti kegiatan ini untuk yang kesekian kalinya. Lelah rasanya mengejar ketinggalanku, sudah banyak energi yang terbuang untuk berusah mengejar setiap jadwal kegiatan yang ada, supaya benar-benar bisa menjawab DILEMA-ku dulu.<br /><br />Akhirnya Jawaban itu lahir pada waktunya, dengan tidak adanya halangan untuk mengikuti Kegiatan Youth ini. Aku berhasil melalui masa-masa penantian ini dan aku tau ini bukan karena diriku semata, tapi lebih karena KuasaNya yang berkenan menjadikan hal ini boleh terjadi dalam hidupku.<br /><br />Aku merasa segala sesuatunya terjadi secara tepat. Semuanya Indah pada waktunya sesuai dengan rencanaNYA. The Source....Engkau sungguh memahami pergulatan batinku,jeritan hatiku,dan perjuanganku untuk menaklukan seluruh 'alasan-alasan' yang bisa timbul untuk mencari pembenaran diri atas semuanya. Terjawablah sudah DILEMA-ku.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1156264550932951212006-08-22T23:32:00.000+07:002006-08-23T00:26:22.816+07:00Berpetualang di Dunia LainHari ini genap 2 bulan dari terakhir kali aku menyisipkan buah pikiran dan perenunganku di Blog ini. Ada dua pesan yang kuterima di Message Board-ku, yang pertama tentunya dari <a href="http://choenhwieart.blogspot.com">Choenhwie</a>, sahabat sekaligus kakakku, dan yang lainnya dari pendatang baru yang kebetulan katanya nyasar di tempat aku.<br /><br />Keinginan untuk kembali menyisipkan buah pikiran dan perenunganku, selalu ada dijiwaku, namun petualanganku di dunia lain, menuntut komitmentku untuk memberikan waktu dan perhatianku lebih. Hmmm boleh dibilang dengan kata lain dunia lain ini menyita waktu dan perhatianku.<br /><br />Aku tidak menyesal dengan petualanganku di dunia lain ini, karena kesempatan tidak pernah datang 2 kali. Kesempatan yang bagaimana? ini akan selalu jadi tanda tanya besar, kalau kita tidak bisa menjawabnya. Yah dalam hidup kita sering memperoleh kesempatan dalam situasi, kondisi dan perkara yang beranekaragam. Dan kesempatan-kesempatan itu sebenarnya tidak selalu harus kita tangkap, kadang kita boleh juga melewatkannya, apalagi kalau kita merasa kesempatan itu bukan untuk kita.<br /><br />Lain halnya dengan apa yang baru aku alami, kesempatan ini tiba-tiba mampir dalam hidupku dan aku merasa tidak dapat melewatkanya begitu saja. Meskipun aku tidak yakin bahwa diriku mampu jadi bagian dari 'kesempatan' itu tapi orang-orang memberikan dukungan yang luar biasa besar, jiwaku jadi sangat tergugah dibuatnya. Dengan berpegang pada keyakinanku terhadap The Source akhirnya aku menjalani kesempatan itu, yah kesempatan berpetualang di dunia lain.<br /><br />Mengapa aku menyebutnya sebagai kesempatan berpetualang di dunia lain? Yah karena 'kesempatan' ini benar-benar berbeda dengan dunia atau aktifitas sehari-sehari aku di lingkungan kerjaku yang mesti aku jalani setiap harinya dari 8.30 WIB sampai dengan 17.00 WIB, dengan catatan kalau bisa TANGO.....wah kayanya kesempatan langka deh untuk bisa TANGO :)<br /><br />Sebuah Dunia lain adalah Dunia Spiritual, begitu kesimpulan yang diambil oleh <a href="http://leninius.blogspot.com/">Leninius Sastro</a> pendatang yang nyasar di Blog ini, ketika menyampaikan pesannya kepadaku. Entah bagaimana dia dapat mengambil kesimpulan seperti itu, karena aku sudah rehat selama dua bulan dari Blog ini. Tapi Dunia lain itu memang Spiritual,kegiatan duniawi yang banyak mengandung unsur rohani, kegiatan melantunkan puji-pujian kepada The Source.<br /><br />Di dunia lain ini aku banyak berkenalan dengan 'muka-muka' yang sudah tidak asing dipandanganku, tapi selama ini aku tidak pernah memiliki kontak secara personal dengan mereka. Jadi pantaskah muka-muka lama ini aku sebut sebagi muka-muka baru, pusing aku dibuatnya untuk memutuskan kata yang tepat untuk 'muka-muka' ini. Apakah muka-muka baru dari koleksi lama???<br /><br />Berkenalan dengan mereka memberikan pengalaman yang berbeda bagi diriku, apalagi kelompok usia yang kutemui sungguh beranekaragam, dari yang lebih junior sampai yang jauh lebih senior dari aku, semuanya ada disini. Suasana pertemuan dan perkenalan yang informal juga memberikan kesan yang berbeda dengan suasana di lingkungan kerjaku. Aku jadi sangat bersemangat untuk bertemu dengan mereka, apalagi ketika berkumpul dan melantukan puji-pujian itu, aku merasakan kedamaian dan dapat melupakan semua problematika yang aku hadapi dalam keseharianku.<br /><br />Dunia spiritual terbentuk karena kebutuhan manusia untuk rehat sejenak dari kehidupan duniawi dan untuk menjaga ke'WARAS'annya dari segala ke'GILA'an dunia. Manusia sangat membutuhkan kewarasan itu untuk mengimbangi kegilaaan yang ada. Kadang kita bisa mengambil suatu keputusan diatas kegilaan diri kita sendiri maupun dunia, tetapi keputusan dengan unsur kegilaan ini akan tetap berada pada koridor yang benar kalau diiringin dengan kewarasan.<br /><br />Jadi Kalau ada kesempatan berpetualang di Dunia Lain.......Jangan pernah lewatkan Teman!!!Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1150912888452204132006-06-22T01:01:00.000+07:002006-06-22T01:04:55.936+07:00MaafkanlahHidup tak ubahnya seperti bola.....<br />Selalu berputar dan berputar.....<br />Kadang dirimu diatas angin......<br />Tak jarang dirimu juga dibawah......<br /><br />Hidup tidak adil.....<br />Kalimat jeritan nurani setiap orang ....<br />Hidup tak lepas dari masalah....<br />Kalimat lain dengan arti sama ...<br /><br />Ketika hidup terasa berat...<br />Hati tak mampu menerimanya ....<br />Lidah kelu....otak beku......<br />Kebodohan jadi buahnya.....<br /><br />Aku yang gundah....ingin menyampaikannya<br />kurangkai kata-kata jadi sebarisan kalimat<br />kalimat demi kalimat terus terangkai...<br />Ceritapun menjadi nyata.....<br /><br />Tapi cerita itu.........<br />Cerita yang membawa petaka<br />DIa marah.....<br />Perasaannya tidak menentu<br /><br />Tetapi dia diam ......<br />Diam seribu bahasa .....<br />Tak mau dia bicara ......<br />Diam dan diam.....<br /><br />Aku yang gundah ......<br />Aku yang marah ......<br />Aku yang kesal ........<br />Aku juga yang menyesal .....<br /><br />Hanya ada satu kata untukmu<br />MAAF......<br />Maafkanlah aku teman<br />Rahasiamu..aman selamanyaOephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1150566774810699072006-06-18T00:52:00.000+07:002006-06-27T23:31:21.990+07:00Sahabatku..... Kakak LelakikuSaat aku mulai mengetik materi ini...jam di meja komputerku sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB, cuma dalam hitungan 11 jam kedepan, sahabat baikku yang juga kakakku akan mengakhiri masa lajangnya. Janji nikah akan segera diucapkannya pada sakramen pernikahannya di Gereja Salvator yang akan dimulai jam 11.00 WIB dan resepsi pernikahan akan berlangsung mulai pukul 13.00 WIB.<br /><br />Untuk kedua kalinya aku akan merasa kehilangan......peristiwa seperti ini sudah pernah aku alami sebelumnya ketika salah seorang dari koleksi sahabat laki-laki terbaikku mengakhiri masa lajangnya empat tahun yang lalu. Peristiwa yang sama terulang kembali, saat aku tahu tanggal kepastian pernikahan mereka, aku sudah mempersiapkan diri untuk mulai menarik diri...membatasi intensitasku untuk menelepon, jalan bareng dan the most important is aku memagari diriku untuk tidak menceritakan hal-hal yang terlalu pribadi dan melibatkan emosi orang-orang yang menyayangiku.<br /><br />Empat tahun yang lalu seorang kakak angkatku telah menikah dan tahun ini kejadian yang sama terulang, dua sahabat laki-laki terbaikku yang sudah menjadi kakak laki-lakiku. Persahabatan antara aku dengan kedua kakak angkatku sangatlah berbeda...<br />Perbedaan itu tampaklah jelas, karena kalau satunya kukenal ketika kuliah S2 dibidang Marketing Management kurang lebih tahun 2000, maka dengan yang lainnya, aku sudah berkenalan sejak tahun 1990, saat kami masih duduk di bangku SMP, dan satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1991 kami mulai merangkai persahabatan kami hingga saat ini.<br /><br />Bila dengan kakak yang menikah tahun 2002 aku akhirnya bisa berteman dengan istri dan anaknya. Beda ceritanya dengan kakaku yang akan menikah ini, waktu dibangku SMA dulu kami bersahabat bertiga, selain kami berdua masih ada seorang lagi teman perempuan dan hubungan kami sangatlah dekat...Kakaku yang tertua, disusul aku dan diakhiri dengan si kecil yang cerewet. Lucunya meskipun Si cerewet ini yang terkecil, tapi si Kecil ini pertengahan tahun lalu sudah mendahului kakak-kakaknya mengakhiri masa lanjangnya.<br /><br />Awalnya aku hanya mengenal kakaku ini, entah bagaimana jadinya kemudian aku mengenal adiknya, dan kakak beradik ini sangat menyukai kehadiranku diantara mereka. Bagaimana tidak? Mereka hanya dua bersaudara dan tidak memiliki saudara perempuan, dengan kehadiran aku sebagai sahabat kakaku ini, memberi kesempatan pada adiknyauntuk juga mengenal diriku, akhirnya hubungan kami meluas, kakaku yang sudah aku anggap sebagai abang dan kondisi adiknya yang lebih kecil dari aku membuat aku menempatkannya sebagai adik laki-lakiku. Sangking dekatnya hubungan kami bertiga, akhirnya hubungan persahabatan kami jadi semakin meluas dan melibatkan seluruh anggota keluarga intinya dan juga keluarga inti aku.<br /><br />Ibunda dan Ayahanda mereka yang mungkin juga merindukan kehadiran anak perempuan di rumah mereka, membuat mereka sangat welcome menerima kehadiranku dirumah mereka. Setiap kali aku main kerumahnya aku tidak diperlakukan sebagai tamu, aku diajaknya makan, bercerita dan masih banyak kegiatan lainnya...pokoknya tante dan Om sudah seperti orangtuaku juga. Main ke rumah mereka, buat aku tidak ubahnya seperti pulang ke rumah dimana ada keluarga yang menunggu dan mencintaiku. Tante juga tidak sungkan untuk menyampaikan hal yang dia rasa tidak baik untukku, karena dia sudah menanggap aku seperti anaknya sendiri. Maka saat kakaku mulai berpacaran dengan pacarnya(soon akan jadi istrinya), kami diperkenalkan satu sama lain untuk menghindari misunderstanding dan juga untuk mengakrabkan hubungan kami semua. Aku sangat menyukai hubungan yang sudah terjalin antara kami dan keluarga. Aku berharap hubungan kami tetap bisa seperti saudara seperti yang sudah terjalin selama ini.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1148835342243077032006-05-28T23:55:00.000+07:002006-05-29T00:04:38.080+07:00Tanggapanku<blockquote><b>Aku, Lelaki ..</b><br /><br />Kelu lidahku, tak sanggupku mengatakannya...<br />Otakku terasa membeku, tak lagi mampu tuk berpikirTuk menyatakan segalanya untukmu<br />Aku bukan lelaki romantis, yang bisa menyatakan perasaan hatinya dengan terbuka<br />Aku bukan lelaki yang pintar merayu, yang biasa merangkai kata-kata indah<br />Aku bukan lelaki yang dapat membuat engkau merasa melayang di awang-awang<br />Aku bukan lelaki yang bisa memberikan segala kebutuhan hidupmu<br /><br />Tapi, aku adalah lelaki yang akan menyayangimu, sampai jiwa meninggalkan raga<br />Dan aku adalah lelaki yang akan berusaha melindungimu dari segala kebusukan dunia<br />Dan aku adalah lelaki yang akan berusaha membahagiakanmu dalam usia hidupmu<br />Dan aku adalah lelaki yang akan mencintaimu dengan segala yang aku miliki</blockquote><br /><br /><div align="right">Disadur dari <a href="http://choenhwieart.blogspot.com/2006/05/aku-lelaki.html" title="Aku, Lelaki">My Art Things</a>, buah tulisan sahabatku Choenhwie</div><div align="right"></div><br /><br /><br />Tidak semua lelaki memiliki jiwa romantis <br />Dan tidak semua perempuan merindukan jiwa yang romantis<br /><br />Tidak perlulah menjadi seseorang yang romantis, jika kau tak mampu<br />Jadilah dirimu sendiri....<br />Karena hanya dengan cara itu, <br />Engkau telah menyatakan "dirimu" sesungguhnya<br /><br />Perempuan itu tidak cuma mengerti, tetapi menerima<br />Karena cinta berarti menerima apa adanya...<br />Bukan hanya bertoleransi terhadap dirimu<br />Dia menerima segala kelebihan dan kekurangan yang kau miliki<br /><br />Hai engkau lelaki....<br />Perempuan tau engkau mahluk yang egois.....<br />Tetapi Dia tau, Engkau mencintai dan melindungi dirinya<br />Dengan cara yang mungkin tak dipahaminya<br /><br />Perempuan juga mencintai dirimu dengan caranya sendiri<br />Cara yang mungkin juga tak dapat kaupahami.<br /><br />Jadi biarkanlah Cinta itu menerima perbedaan....<br />Karena perbedaan memberikan warna dalam bercintaOephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1148319319340400062006-05-23T00:35:00.000+07:002006-05-31T01:11:08.873+07:00Bukan yang TerakhirPeristiwa yang aku alami baru-baru ini, membuat aku teringat pada satu lagu dari dongeng anak-anak, yang biasa aku dengarkan dari kaset dongeng anak-anak berjudul "Jenderal Kancil". Kaset ini diproduksi oleh Sanggar Sangrilla, kira-kira tahun 80-an dengan pemeran utamanya Adi Bing Slamet. Detail ceritanya aku tidak ingat dengan pasti, tapi ada satu lagunya yang sampai saat ini kadang suka aku dendangkan tanpa sadar. Seperti ini cuplikannya:<br /><blockquote>Aneh Sekali, Lucu Sekali, Hai Kura-Kura, Jalanmu Lambat-Jalanmu Lambat, tapi Kau Menang</blockquote><br />Kenapa aku begitu terkesan dengan lagu ini? Aku punya alasan untuk itu. Sebetulnya lagu ini didendangkan pada saat perlombaan adu kecepatan antara jenderal kancil dan kura-kura. Pertandingan ini dimenangkan oleh sang Kura-kura. Mendengar ini tentulah kita akan merasa aneh, karena seharusnya Jenderal Kancil pastilah lebih lincah dibandingkan Kura-kura yang berjalan lambat, tetapi mengapa dalam pertandingan ini, sang kura-kura bisa menang? Inilah bagian menarik dari cerita ini....kura-kura ini memiliki sekelompok teman yang membantunya, mereka berbaris dari garis start sampai dengan garis finish, setiap kali jenderal kancil bertanya posisi keberadaan kura-kura, maka kura-kura yang memiliki posisi di depan jenderal kancil akan menjawab "Aku disini, aku selalu berada di depanmu!" <br /><br />Aku yakin cerita ini memiliki dua sisi, artinya orang bisa menafsirkannya sebagai licik/curang, karena kura-kura bertanding tidak sendirin tetapi bersama teman-temannya sedangkani sang jenderal kancil sendirian. Tetapi aku lebih menyukai sisi lainya, yaitu kura-kura ini "SMART", mengapa? karena dia sudah tau kalau dia tidak akan menang maka dia memikirkan sebuah strategi untuk mengalahkan sang jenderal kancil dan dia memilih bekerja sama (team work) dengan teman-temannya. Jadi kemenangan kura-kura ini, karena dia smart dan dia bekerja dalam team.<br /><br />Hari jumat minggu yang lalu, aku menerima dua buah sertifikat dari panitai kompetisi pelayanan yang aku ikut beberapa waktu yang lalu. Salah satu sertifikat itu mengucapkan selamat atas partisipasi aku sebagai duta dari perusahaan tempat aku bekerja dan yang lainnya adalah hasil individual assesment. Aku sempat takjub saat menerimanya, karena ternyata aku meperoleh score yang cukup baik, dan bukan yang terakhir dari segi pencapaian nilai secara individu. Padahal aku sudah sempat khawatir hasil penilaianku kurang baik, sehingga mempengaruhi penilaian team kami. Kenapa aku khawatir, sebab aku adalah orang terakhir yang dipanggil untuk turut serta dalam kompetisi itu. Dimana orang lain sudah berlari sepanjang 5 km didepan, sementara aku belum memulai apa-apa. <br /><br />Prestasi yang bisa aku raih, bukan semata-mata hasil usahaku sendiri, tetapi karena teman-teman juga memberikan dukungan yang sangat besar pada saat aku mengejar ketinggalan '5 km"ku. Proses transfer ilmu ter-instant yang pernah aku jalani, tapi benar-benar mengena. Aku memang bukan sang kura-kura yang akhirnya memenangkan pertandingan itu, aku yang tertinggal meskipun bukan jadi yang terdepan tetapi aku juga bukan yang terakhir.<br /><br />Thanks all My Friends, without you, I can not reach all of this.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1147714421009051752006-05-16T00:33:00.000+07:002006-05-31T01:15:45.333+07:00Bersyukur & Berterima kasihMalam ini, aku duduk didepan komputer sambil menelusuri sebagian dari perjalanan hidupku melalui foto-foto yang sudah ku download ke dalam komputer. Tanpa terasa 15 tahun telah terjalin persahabatan antara aku dan Francis, seorang teman baikku yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Banyak peristiwa dalam hidup kami berdua yang sudah tidak dapat kami bagi dan rasakan secara bersamaan, kami menjalani kehidupan kami masing-masing di tempat yang jauh satu sama lain. Kadang kami berdua merindukan masa-masa dimana kami dapat berbagi banyak hal. Tetapi kehidupan berbicara lain...dan itulah yang terjadi pada kami.<br /><br />Meskipun kami tidak berdekatan, entah mengapa hati ini tetap selalu terasa dekat....ada perasaan sayang yang tetap hidup walaupun jarak dan waktu telah memisahkan kami berdua. Untuknya kami senantiasa bersyukur dan berterima kasih atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kami.<br /><br />Belum genap aku merenungi apa yang telah terjadi dalam perjalanan persahabatan kami, tiba-tiba penyiar di radio kesayanganku, pamit untuk undur diri. Raymond Levy yang selalu ceria dengan suara empuknya...tiba-tiba berganti dengan seseorang yang serius, dari suaranya aku mendengar bagaimana dia berusaha untuk menahan emosi dan tangisnya. <br /><br />Ada banyak hal yang diungkapan olehnya......bagaimana dia bersyukur dan berterima kasih untuk keluarga yang ada disisinya, bukan keluarga yang memiliki materi berlebih tetapi keluarga yang dapat memberikan iman yang terguh. Untuk orang-orang disekelilingnya yang boleh dia temui didalam perjalanan hidupnya dan untuk semua peristiwa yang boleh dia alami di dalam hidupnya. Aku menangkap banyak peristiwa senang maupun sedih yang dialamninya, diantaranya dikarunia seorang anak yang bernama Christopher, seorang istri yang sangat dicintainya, namun tak dapat menemaninya untuk mendidik dan membesarkan buah cinta kasih mereka, karena Tuhan telah memanggilnya. Sebuah ungkapan syukur dan terima kasih terlontar dari mulutnya sebagai pernyataan Imannya kepada Tuhan.<br /><br />Aku sungguh terharu dibuatnya........suatu kebetulan yang tidak direncanakan....pada saat aku merenungi perjalanan hidupku, aku seolah diingatkan melalui ungkapan syukur dan terima kasih yang dinyatakan oleh Raymond Levy.......<br /><br />Hingga akhirnya aku kembali berkata dalam hati...bahwa aku sungguh-sungguh bersyukur dan berterima kasih untuk semuanya yang boleh terjadi dalam hdiup ini.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1147622641674815272006-05-14T23:04:00.000+07:002006-05-31T01:07:24.403+07:00Kisah 2 bulanSeorang sahabatku meninggalkan pesan di Blog ini....inti pertanyaannya adalah kemana saja diriku, kenapa Blog ini tidak ter-update? Sahabatku itu berpikir bahwa aku menangisi <a href="http://oephylle.blogspot.com/2006/04/kepergian-bunda-sahabatku-ridwan_27.html" title="Ridwan">kepergian Ibunda sahabatku</a> yang lainnya. <br /><br />Sebetulnya bukan itu alasan yang ada dibalik...mengapa akhir-akhir ini aku jarang meng-update Blog-ku ini. Seperti yang aku tulis pada posting sebelumnya....aku punya banyak hal yang ingin aku ceritakan....tapi saat ini aku memilih untuk menuliskan kehilangan yang dirasakan oleh sahabat baikku, dan aku memutuskan untuk mengabaikan ceritaku yang lainnya. <br /><br />Selanjutnya ternyata hari-hariku sangat melelahkan sehingga aku selalu pulang ke rumah dalam kondisi kelelahan.....yah kelelahan fisik maupun pisikis......sebetulnya ini sangatlah berhubungan dengan keputusan yang kuambil dari <a href="http://oephylle.blogspot.com/2006/03/dilema.html" title="Dilema">Dilema</a> yang aku alami 2 bulan yang lalu.<br /><br /><br /><i><b><u>Dua Bulan yang Lalu</u></b></i><br /><blockquote>Saat itu aku dihadapkan pada sebuah dilema...dan keputusan yang kuambil adalah menunjukkan integritasku terhadap perusahaan. Aku tau bahwa ada sebagian orang yang mendukung dan sebagian tidak. Sehingga keputusan ini memberikan dampak yang berbeda terhadap hidupku.<br /><br />Bagi yang mendukung....mereka sangat menghargai pengorbanan dan kerja keras yang kulakukan, tetapi bagi yang tidak.....mereka menyalahkan keputusan yang kuambil dan memusuhi diriku...hingga saat ini.</blockquote><br /><br />Kisah ini berawal dari ketika perusahaanku memilih diriku sebagai salah satu calon kandidat untuk menjadi duta perusahaan dalam sebuah kompetisi pelayanan bertaraf nasional. Namun ketika babak kualifikasi sudah mencapai tingkat akhir ternyata aku tidak berhasil menjadi salah satu dari duta perusahaan yang akan dikirim berlaga dalam kompetisi pelayanan tersebut. <br /><br />Aku menerima keputusan tersebut dengan besar hati dan merasa bahwa ini sebagai satu petunjuk yang meluruskan jalanku untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang sejak lama sudah aku tunggu-tunggu. Akan tetapi kembali The Source seolah-olah sedang menguji diriku, karena sehari sebelum keberangkatanku ke Rumah Ret-Ret di daerah Sindaglaya, Cipanas...tiba-tiba Offical yang di tunjuk perusahaan sebagai penanggung jawab duta-duta perusahaan yang akan dikirim berlaga dalam kompetisi pelayanan ini menghubungi diriku dan meminta kesediaanku untuk menggantikan salah satu duta perusahaan yang sebelumnya sudah mereka pilih tetapi ternyata pilihan mereka kurang tepat, sehingga mereka membutuhkan diriku untuk menggantikan posisi tersebut.<br /><br />Dalam sekejap seluruh kebingungan melanda diriku.......dan akhirnya aku mencoba untuk menghubungi orang-orang yang kupercaya dapat memberikan masukan yang sangat berguna bagi diriku. (baca posting <a href="http://oephylle.blogspot.com/2006/03/dilema.html" title="Dilema">Dilema</a> )<br /><br />Singkat cerita akhirnya aku menjalani hari-hariku sebagai duta perusahaan dalam suatu pelatihan yang sangat melelahkan, karena aku harus mengejar ketinggalanku.....aku menggambarkannya seperti orang berlari, duta-duta yang lain telah berlari 5 km didepan sementara aku belum memulai, dimana mereka akan terus berlari dan aku harus bisa nyamai apa yang telah mereka capai. Aku sempat dilanda keputusasaan karena tuntutan dan tekanan yang aku rasakan saat itu. Untungnya duta-duta lainnya memberikan support yang sangat besar untuk kemajuan diriku, sehingga semua kelelahan akan tekanan tersebut perlahan-lahan dapat terkikis dan aku mulai dapat relax dan enjoy dengan tanggung jawab yang ada dibahuku sebagai seorang duta perusahaan.<br /><br />Namun secara jujur kami semua, baik duta-duta perusahan maupun para official mengalami tekanan yang sangat besar, karena kami tidak hanya harus memperjuangkan nama baik perusahaan tetapi juga kami masih harus memikirkan pekerjaan kami yang tertunda di tempat dimana kami masing-masing bertugas. Sebetulnya kami memerlukan banyak dukungan, baik dari management perusahaan maupun dari rekan kerja kami, sayangnya tidak semua dari kami dapat memperoleh hal itu.<br /><br />Awal bulan April 2006, kompetisi pelayanan ini dimulai, dan kami semua mulai berlaga, sayangnya kami tidak berhasil melewati babak penyisihan sehingga tidak bisa masuk ke babak semifinal yang memberikan kemungkinan kepada kami untuk masuk final dan merebut salah satu posisi bergengsi disana. Kami kemudaian melakukan review atas kegagalan yang kami hadapi sebagai bekal untuk kami melakukan perbaikan di masa mendatang.<br /><br />Aku sungguh merasa beruntung karena aku bisa jadi bagian didalamnya, menambah wawasan baik secara pengalaman, pengetahuan maupun persahabatan, dan itu sangat berarti dan memberi kesan mendalam di hati kami semua duta-duta perusahaan dalam kompetisi ini.<br /><br />Akhir dari semua kompetisi ini adalah kami kembail pada kehidupan dan rutinitas kami masing-masaing di tempat dimana kami bertugas. Sambutan hangat aku rasakan dari bossku dan rekan-rekan kerja yang mendukungku pada saat aku kembali bertugas, tetapi suasana permusuhan pun aku rasakan dari rekan-rekanku yang tidak mendukung. Mereka memberikan tekanan yang sangat besar secara pisikis, disaat aku sendiri harus mengejar semua pekerjaan yang sempat terpending selama ini. Hal Inilah yang membuat aku selalu pulang dalam kelelahan fisik dan pisikis.....<br /><br />Yang aku sadari dari semua ini, bahwa hidup tidak bisa berjalan selalu sesuai dengan keinginan diri kita sendiri....kalau boleh memilih tentu kita tidak ingin menjalani kehidupan yang tidak menyenangkan atau berada dalam kondisi yang tidak mengenakkan, namun pada kenyataannya kita semua pasti dihadapkan dalam hal ini.<br /><br />Kisah 2 bulan terakhir dalam hidupku ini memberikan banyak arti......<br />Setiap keputusan memberikan konsekuensi yang berbeda dan kita harus siap dengan semua konsekuensi yang ada.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1146074553799916312006-04-27T01:02:00.000+07:002006-04-30T08:06:13.683+07:00Kepergian Bunda Sahabatku RidwanMalam ini, sudah sangat larut dan haripun telah berganti dari Rabu menuju Kamis.......tanpa terasa waktu telah bergulir hingga aku tidak dapat mengatakan bahwa hal yang terjadi ini baru tadi pagi, karena pagi yang baru sudah hendak menjelang....yah kemarin pagi mungkin lebih tepat untuk dikatakan demikian. Mungkin tidak terlalu penting masalah penyebutan waktu ini....tapi ada yang jauh lebih penting didalam kurun waktu tersebut, dan inilah yang terjadi.<br /><br />Malam ini mobile phone ku berdering kembali untuk ketiga kalinya dari nomer yang sama.......pertama terjadi kemarin pagi 26/04/2006, jam 8.48 am, menurut catatan waktu di pesawat teleponku, yang kedua dan ketiga dalam waktu yang hampir bersamaan 26/04/2006, jam 11.30 pm, hanya telepon ketiga ini yang berhasil kutangkap. Aku menerima telepon ini melalui loudspeaker, aneh rasanya ketika ku angkat aku tidak dapat mendengar suara penelepon diseberang sana, padahal aku tau dengan pasti penelepon itu adalah salah serorang teman terbaikku semasa aku kuliah s-1 dulu, namanya Ridwan tapi kami biasa memanggil dia dengan sebutan Pei2 dan setiap kali dia telepon selalu saja dia bicara dengan suara yang cukup lantang. Kumatikan loudspeakserku lalu kutempelkan kupingku di pesawat telepon itu...aku memanggil namanya beberapa kali.....dia menjawab dengan suara yang lemah dan parau. Aku mulai berpikir macam2, apakah dia sedang menggoda aku atau memang ada masalah besar yang sedang dia hadapi, belum sempat aku bertanya, tiba-tiba dia berkata dengan suara paraunya namun lebih jelas, katanya : "Ai....mama sudah pergi!"....sejenak aku tertegun dan tak dapat berkata apa2, hingga tiba2 aku tersadar dan aku kemudian mulai menanyakan detail kepergian Bunda Sahabat baikku ini, hingga detail upacara yang akan berlangsung.<br /><br />Aku mendengarkan semuannya dan mencatat hal-hal penting dengan cermat. Dari suaranya aku dapat merasakan bahwa dia begitu kecewa dan terbeban dengan banyak hal, aku coba untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, hingga sebagian dari perasaannya dapat dia ungkapkan kepada diriku, tidak ada rasa malu untuk dikatakan sebagai seseorang yang cengeng apalagi untuk ukuran seorang laki-laki. Pei2 mengeluarkan isi hatinya sambil menangis, ada kemarahan, penyesalan, kesedihan dan masih banyak lagi perasaan yang campur aduk didalamnya. Kepergian mamanya, sangat mengguncang hati dan pikiran Pei2, apalagi hari bahagianya sudah tinggal dalam hitungan hari, empat hari kedepan Pei2 akan meminang seorang gadis pilihan keluarganya dan rencana pernikahan sudah diagendakan dalam waktu dekat. Pei2 mempertanyakan mengapa mamanya tidak dapat menunggu hingga dia menikah. Ingin rasaya saat itu aku terbang kesisinya, memeluknya, memberikan bahuku untuk dia menangis sepuas-puasnya, memberikan telingaku untuk mendengar dan memberikan ketenangan dan semangat padanya untuk dapat melalui semuanya ini. Tapi aku tidak bisa....aku berada jauh darinya, aku hanya bisa mendengarnya dan mencoba menenangkannya. <br /><br />30 menit pembicaraan kami, sungguh membuat dia dapat menguasai dirinya....aku tau dia tidak meminta banyak dari diriku.....itulah persahabatan yang kami miliki selama ini. Dia tidak pernah menuntut apa-apa dariku. Dia pernah menginginkan diriku untuk menjadi pendamping hidupnya, namun ada banyak hal yang tidak dapat kami jembatani, sehingga satu saat dia berkata bahwa dia tau kalau dihatiku tidak ada dirinya sebagai kekasih, maka kamipun sepakat untuk menjaga persahabatan yang kami miliki. Dia melukiskan hubungan kami sebagai suatu persahabatan yang unik karena hubungan kami lebih dari sekedar teman, tapi bukan saudara, bukan juga pacar tetapi kami memiliki kasih yang sangat tulus. Pei2 mengenal keluargaku dengan baik seperti aku juga mengenal keluarganya, terutama mamanya terkasih.<br /><br />Ai sayang sama tante, seperti Pei2 menyayangi tante sebagai mamanya.<br />Ai akan berusaha untuk terus mengingatkan Pei2 atas segala pesan2 tante padanya.<br />Selamat jalan Tante Hartono....babak kehidupan baru akan di mulai bersama the Source.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1143474826789179202006-03-27T22:53:00.000+07:002006-03-27T23:14:04.636+07:00Kerendahan HatiHari minggu kemarin 26/03/2006, salah seorang sahabatku merayakan peringatan hari jadi anaknya yang genap berusia satu bulan. Kebahagiaan itu tampak jelas dari cara dia menyampaikan undangannya beberapa hari yang lalu. Aku jadi teringat rasanya belum lama aku menjenguk mereka, waktu usia bayi itu baru seminggu.<br /><br />Undangan ini bukan sebuah perayaan formil, tapi pada saat aku tiba di rumah sahabatku itu, aku tau dengan pasti bahwa keluarganya ingin membagikan kebahagiaan mereka dengan kami, sahabat-sahabatnya. Aku dan udangan lainnya dijamu dengan luar biasa baik. Bukan hanya sahabatku ini yang turun tangan untuk menyambut tamunya, tapi juga mertuanya juga turun menemani dan menjamu tamu-tamunya. Tanpa canggung mertua sahabatku ini mengajak kami bercerita tentang cucu mereka.<br /><br />Ada kejadian yang sangat memukau diriku tentang hubungan sahabatku dengan mertuanya. Waktu bayinya bangun dari tidur, ibu mertuanya membawanya menemui kami, ketika bayi itu tertidur di pelukan sahabatku. Ibu mertuanya menanyakan apakah bayinya tidur? kemudian bayi itu diambil dari pelukan sahabatku karena sahabatku berkata "Mama tolong yah bawa dia, saya lagi ada tamu." Selanjutnya bayi itu dibawanya pergi dan ibu mertuanya menyediakan makanan untuk tamu-tamunya. Tidak lama sesudah itu bayinya bangun, dan aku cukup kagum dengan apa yang kulihat ternyata selama sahabatku menemani kami, ibu mertuanya menyediakan makanan, ayah mertuanya menidurkan bayi itu. <br /><br />Sebuah hubungan keluarga yang sangat erat...jauh dari paradigma hubungan mertua dan menantu yang selama ini beredar di masyarakat kita. Aku sempat membicarakan hal ini dengan kakak sepupuku dan dia mengatakan bahwa butuh kerendahan hati untuk membangun hubungan harmonis yang tercipta diantara mereka. Bukan hanya kerendahan hati dari pasangan yang menikah tapi juga kerendahan hati dari kedua orangtua mereka.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1143219630475260632006-03-25T00:00:00.000+07:002006-06-15T22:36:46.716+07:00DilemaHari ini...aku harus menjalani pilihan yang aku ambil atas dilema yang kuhadapi kemarin. Sebuah dilema yang memberikan beban besar kepada diriku pribadi secara keseluruhan. Dilema ini memberikan aku dua pilihan yang sangat jauh berbeda. Yang satunya mengarah pada kedekatan diriku kepada The Source sementara yang lainnya berkaitan dengan pekerjaanku. Untuk mengambil keputusan ini, berbagai hal aku jadikan faktor pertimbangan, bukan hanya menyangkut diriku sendiri tapi juga menyangkut orang banyak.<br /><br />Pada proses pengambilan keputusan ini, aku mencoba menenangkan diriku dengan berdoa pada The Source agar diberikan ketenangan dalam jiwaku, sehingga aku dapat berpikir dengan jernih. Langkah selanjutnya aku hubungi sahabat terbaik setiap anak perempuan, dimana di belahan bumi barat dikenal dengan panggil sister. Aku mencoba mencurahkan kebimbanganku dan dia mendengarkan kemudian memberikan pandangannya, dia juga mengatakan "bola itu saat ini ada ditanganmu, jadi kamu yang harus memilih dan mengambil keputusan!" Aku juga menghubungi temanku yang kebetulan team doa dalam program pendekatan diri kepada The Source, kuceritakan kondisiku sebenarnya kepadanya...ia memberikan sebuah jawaban yang tidak kuduga, dia berkata "mungkin The Source hanya ingin mengatakan bahwa belum waktumu untuk berada disana." Aku sungguh tidak menyangka, dia akan berkata demikian dalam menyikapi kondisiku. Buatku kata-kata yang diucapkannya sunggulah bijak Orang terakhir yang aku ajak bertukar pikiran adalah bossku, dan sama halnya dengan sebelumnya, dia juga mengembalikan keputusan itu kepadaku.<br /><br />Dilema itu akan terus menjadi dilema, jika aku tidak mengambil keputusan.<br />Akhirnya aku mengambil keputusan untuk berjalan ke arah pekerjaanku. Bukan menomer duakan The Source tetapi pada prinsipnya bekerja juga merupakan ibadah, pelayanan kepada sesama. Apabila sesama saat ini sedang membutuhkan, bukankah kita harus membantu???<br /><br />Aku mencoba menjalani pilihan ini dengan sepenuh hati, walaupun yang kutemui sungguh diluar perkiraan....satu hal yang dapat kukatakan dari semua kondisi yang ada adalah aku tertekan...Kenapa? karena begitu besar tuntutan yang aku harus hadapi sebagai konsekuensi dari kondisi yang ada. Aku berusaha untuk tetap tenang dan mengendalikan diri, tapi pada saat itu pula seseorang memberikan tekanan yang lainnya...hari ini bertubi-tubi tekanan harus kuterima sehingga aku merasa sangat lelah, disamping rasa bersalahku karena aku tidak memilih berjalan kepada The Source.<br /><br />Aku menceritakan hal ini pada seorang temanku, jawaban dia sungguh menenangkan jiwaku...intinya adalah Tuhan tidak tidur, Dia tahu situasi kita. Beban kita...selama kita masih ingat Dia. Tuhanlah yang selalu menyertai kita dalam bekerja. Tuhan melihat hati kita. Sebuah pandangan yang memberikan ketenangan besar bagi aku yang menjalaninya, sehingga aku mengerti dengan pasti bahwa keputusan yang kuambil dari dilema yang ada, berada dalam rencana Tuhan.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1142960978661249592006-03-22T00:09:00.000+07:002006-03-23T01:30:29.960+07:00LOVE<blockquote><em>Because there is no END in Love</em></blockquote><br />Malam ini baru saja aku selesai menonton satu film India yang ditayangkan di salah satu TV swasta. Jangan memandang sebelah mata dari mana asal sebuah film, sama halnya dengan tontonan yang aku sebutkan tadi. Biasanya orang kalau sudah mendengar film India, lalu punya pikiran negatif. Aku ingat Ibuku pernah becerita waktu di masa-masa dia sekolah, salah seorang pengajarnya pernah berkata, "jangan nonton film india!" Dia berkata demikian karena dianggap membuang-buang waktu dengan meluangkan waktu selama +/- 3 jam.<br /><br />Awalnya hal ini juga cukup merasuki pikiranku, sehingga aku juga memiliki rasa anti pati terhadap film-film india itu, apalagi kalau kulihat jaman dulu film-film India ini cuma berisi perebutan kekuasaan, harta, dendam...pokoknya persis dengan sinetron-sinetron yang beredar di Indonesia saat ini. Namun dengan berkembangnya jaman, film-film India ini juga berkembang dan ceritanya jadi lebih beragam, sebutlah salah satu debut terbesar film Bollywood ini Kuch Kuch Hota Hai....film ini mengubah paradigma banyak orang terhadap film India. Aku juga jadi penasaran dibuatnya dan ini memberikan dampak yang berbeda terhadap pandanganku akan film-film india itu....sejujurnya semenjak itu aku tidak punya rasa anti pati...walaupun aku bukan penggemar film India tapi kerap kali aku menonton film India secara selektif dan menemukan banyak hal yang bisa aku jadikan pelajaran yang sangat berharga dari dalamnya.<br /><br />Film India yang baru aku tonton hari ini memberikan ending Quote yang aku tampilkan dibagian awal posting ini.....film ini bercerita tentang sepasang orang tua yang telah memasuki masa pensiun dan meminta kepada keempat anak laki-lakinya untuk menentukan dengan siapa mereka dapat tinggal untuk menjalani hari-hari tuanya. Keempat anak mereka berpikir bahwa orangtua mereka memanggil mereka untuk membagikan harta warisan, tetapi yang mereka temukan justru permintaan untuk tinggal bersama salah satu diantara mereka, dan mereka keberatan. Akhirnya setelah keempat anak dan menantu itu berembuk, mereka memilih untuk memisahkan keduanya, sang ayah dibawa oleh anak kedua dan sang ibu dibawa oleh anak pertama. Ini menjadi awal kesedihan dari kedua orang tua itu, karena mereka dipisahkan dari cinta yang mereka miliki satu sama lain. Selain itu kasih dan perhatian yang mereka berikan kepada anak-anaknya dianggap sesuatu yang "nol" atau malahan mengganggu. Mereka menganggap keberhasilan mereka adalah jerih payah mereka sendiri bukan hasil perjuangan orangtuanya.<br /><br />Kesedihan ini akhirnya membawa sang ayah kepada seorang sahabatnya yang memiliki cafe, setiap hari sang ayah menghabiskan waktunya untuk menulis kisah cintanya dengan istrinya...juga bagaimana cinta itu dipadamkan oleh anak-anaknya...karena mereka tidak memilki cinta itu. Dua hari menjelang peringatan hari pernikahan mereka, sang ayah dan sang ibu saling menghubungi dan mereka berjanji untuk bertemu di salah satu stasiun kereta api di India...tiba hari yang ditentukan dan mereka bertemu....pertemuan dua orangtua yang telah merangkai cinta mereka selama 40 tahun dan dipisahkan selama 6 bulan.....dan cinta itu tetap hidup.....mereka terlihat bahagia seperti layaknya pasangan kekasih yang kasmaran. <br /><br />Ada salah satu keinginan sang ayah untuk memiliki sebuah mobil...yang terpaksa ia tepis jauh-jauh...karena harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.....pasangan orangtua itu mengenang hal itu disebuah showroom mobil...singkat cerita sang marketing mobil itu menawarkan test drive...namun ketika sang ayah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang untuk membeli kendaraan itu, marketing mobil itu menjadi sangat marah dan mengusir pasangan orang tua itu....pada saat bersamaan datanglah atasan orang tersebut yang ternyata adalah anak angkat kedua pasangan ini.<br /><br />Sungguh berbeda perlakuan anak angkat itu dengan anak-anak kandungnya....anak angkat ini memperlakuakn kedua orangtuanya dengan sopan dan hormat, sebagai bentuk wujud terima kasih kepada orangtuanya dan terlebih lagi merupakan bentuk pernyataan Cinta-nya kepada kedua orantuannya. Orang tua ini sangat terharu akan sikap anaknya ini. Anak angkat ini sungguh-sungguh memahami kebutuhan kedua orangtuanya....terutama dia memahami cinta yang dimiliki orangtuannya.<br /><br />Aku tidak bermaksud menceritakan seluruh cerita yang ada dalam film itu.....aku bermaksud mengutip satu bagian yang dinamakan Cinta...<br />Dibagian akhir digambarkan bagaimana seorang anak yang tidak memiliki pertalian darah dapat memahami orangtuanya......dah hanya satu jawabannya karena dia punya cinta dihatinya untuk orangtua angkat yang sudah memberikan kesempatan kepadanya untuk mengecam kehidupan yang lebih baik....tempat tinggal dan sekolah.<br />Aku jadi teringat sebuah cerita yang aku baca pada salah satu buku <i>Chicken Soup for the Soul</i>.....aku lupa-lupa ingat dengan judulnya, kalau tidak salah berjudul "Tumbuh di Hati" ...Kisah yang menceritakan pertalian antara seorang Ibu dengan anak angkatnya....satu bagian diakhir cerita itu mengatakan bahwa...<i>anak itu tidak tumbuh didalam rahimnya tetapi tumbuh didalam hatinya.</i><b></b><br /><br />Cinta adalah sesuatu yang sulit dilukiskan oleh kata-kata, bukan sekedar perasaan, perbuatan ataupun perkataan....lebih dari semuannya Cinta adalah pengorbanan untuk pasangan yang terkasih, anak, orangtua, teman ataupun semua orang yang membutuhkan. Cinta memberikan warna yang berbeda dalam hidup setiap orang.<br /><br />Jadi biarkanlah cinta itu tumbuh berkembang di hati kita...supaya kita belajar untuk memiliki cinta yang lebih mulia yaitu KASIH....cinta yang dilandasi oleh kemurnian hati dan memberikan damai dihati semua orang.....jadi jangan biarkan kasih itu hilang..terbang entah kemana...karena kasih tidak pernah ada akhirnya.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1142878916409354682006-03-21T01:21:00.000+07:002006-03-21T01:39:59.850+07:00Berkesan di HatiTidak terasa bulan Maret sebentar lagi akan berakhir, dua bulan mendatang sudah bulan Mei...<br />Bulan Mei....sebuah bulan yang memiliki satu arti besar dalam hidup aku.....berawal dari keharusan menulis sebuah thesis sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S2-ku, aku berusaha untuk mencari bahan tulisan yang berbeda yang mungkin jarang atau malahan tidak pernah dilirik oleh orang lain. <br /><br />Awalnya aku sudah mendengar dan membaca sekelumit berita mengenai Gelang Merah SOLIDARITAS<b>KEBERSAMAAN</b>, gelang karet yang menggetarkan hati banyak orang untuk memberikan dukungannya pada anak-anak Indonesia. Pada saat itu aku mulai memikirkan untuk mengangkat ini sebagai topik utama dalam thesisku, entah itu hanya kebetulan atau mungkin The Source juga mau menunjukkan jalan padaku, karena pada saat itu aku menemukan sebuah artikel mengenai Gelang Merah ini di sebuah majalah bulanan yang dihadiahkan seorang sahabat orangtuaku untuk kami.<br /><br />Singkat cerita, aku mencari situs<a href="http://tunascendekia.org/wordpress/yayasan-tunas-cendekia/"> Yayasan Tunas Cendekia (YTC)</a>, sebuah yayasan yang berada di belakang kampanye Gelang Merah SOLIDARITAS<b>KEBERSAMAAN</b>. Kubulatkan tekad untuk mengirimkan email...permohonanku untuk diberi kesempatan dan kepercayaan mengangkat mereka sebagai 'Bintang' dalama thesisku. Tidak kusangka mereka memberikan reaksi yang positif, walaupun diawal mereka sempat pesimis dengan minimnya informasi yang mereka miliki, tetapi aku berusaha meyakinkan mereka, bahwa aku sangat ingin menulis mengenai mereka....bagaimana tidak...aku seperti menemukan bagian dari diriku yang selama ini sungguh sulit untuk aku ekspresikan.....satu sisi kepedulianku terhadap orang lain.....<br /><br />Memperoleh kepercayaan dari teman-teman YTC, benar-benar sebuah tanggung jawab yang besar....tanggung jawab moril yang terbesar adalah pada Anak-anak Indonesia yang membutuhkan bantuan kita. Semakin lama aku menekuni tulisanku, semakin sering aku berhubungan dengan berbagai informasi mengenai YTC dan semakin sering pula aku mengunjungi situs YTC. Tokoh-tokoh terkenal yang pertama kali menjadi Icon iklan YTC adalah orang-orang yang sangat perduli pada anak-anak, yang pertama adalah Kak Seto dan yang lainnya adalah DikDOANK. Siapa yang tidak mengenal mereka???<br /><br />Melalui posting <a href="http://tunascendekia.org/wordpress/achives/95">Alam Menuntun</a>, YTC mengangkat karya DikDOANK untuk anak-anak indonesia, sebuah sekolah alam. Lima hari kedepan setelah aku membaca posting itu, aku melihat liputan sekolah alam ini di salah satu TV Swasta...sebuah sekolah yang sangat cantik.....kalau kulihat dari sudut pandangku, selanjutnya kulemparkan komentar pada posting itu untuk usaha yang telah dilakukan DikDOANK. <br /><br />Selama aku menulis thesis mengenai Gelang Merah SOLIDARITAS<b>KEBERSAMAAN</b> ini, kucoba untuk menyampaikan semua visi dan misi dari YTC kepada siapapun yang bertanya kepadaku dan kuceritakan pula orang-orang yang turut mendukung kampanye Gelang Merah SOLIDARITAS<b>KEBERSAMAAN</b>.<br /><br />Hari ini seorang temanku dikantor mengajaku melihat sebuah rekaman acara di salah satu TV Swasta, tepatnya acara yang kurang lebih ditayangkan jam 5 pagi. Mataku sungguh mebelalak saat melihat tayangan itu karena itu adalah sekolah alam DikDOANK. Ternyata temanku ini menyimpan semua pesan tersirat dari cerita-ceritaku selama aku menulis thesis. Pesan untuk peduli terhadap pendidikan anak-anak Indonesia. Dia menyimpan semangat SOLIDARITAS<b>KEBERSAMAAN</b> yang kubagikan kepadanya.. temanku sempat berkomentar bahwa DikDOANK telah meralisasikan kepedulian dalam bentuk yang nyata dan dia salut akan kerendahan hati dan kepedulian DikDOANK ini. Dia bertanya padaku, dimana letak sekolah alam ini, dia ingin mengajak keluarganya untuk datang bekunjung kesana. Aku sungguh terharu mendengarnya ternyata kepedulian terhadap anak-anak Indonesia yang teman-teman YTC perjuangkan bersama sahabat-sahabatnya memberikan Kesan di Hati banyak orang.....<br /><br /><a href="http://tunascendekia.org/wordpress/wp-content/JurankDoank.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px;" src="http://tunascendekia.org/wordpress/wp-content/JurankDoank.jpg" border="0" alt="" /></a><br />Untuk teman-teman yang mau berkunjung ke Sekolah Alam JurankDOANK, sekolah ini dibuka untuk umum pada hari Sabtu dan Minggu. Aku tidak punya alamat pastinya, tapi aku cuma punya perkiraaan jalan yang harus ditempuh:<br />Dari arah Pondok Indah naik tol ke arah pintu tol Pondok Aren dan keluar disitu, setelah itu belok kiri menuju arah serpong, (jangan ambil lurus ke arah bintaro). Kemudian ketemu tusuk sate belok kiri, lalu lurus ke arah ciputat melewati jalan diatas tol. Tidak jauh setelah ini lihat ke kanan jalan, ada kantor lurah sawah lama, disebelah kantor ada gang yang ada tanda kuning Kandank Jurank Doank. Masuk ke gank tersebut.<br /><br />Selamat Berkunjung!!!Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1142778320695950682006-03-19T21:25:00.000+07:002006-03-21T00:17:06.476+07:00Bagian dalam HidupkuDalam seminggu ini dua kali sudah keponakanku menghubungi aku untuk membantunya mengerjakan soal-soal kuliahnya...<br />surprise juga karena keponakan itu memilih aku untuk membantunya, habis gimana tidak yah dia punya banyak tante n om yang lainnya yang mungkin bisa dia hubungi...tapi dia memilih aku. <br /><br />Sejujurnya aku merasa bangga dan juga senang karena dimitai bantuan, tapi yang paling utama sebetulnya aku senang bisa membantu dia untuk menyelesaikan permasalahannya.<br /><br />Membantunya disaat-saat dia panik, jadi meningatkan aku, saat aku seusia dia pada masa-masa kuliah dulu, waktu aku panik dan kesulitan, siapa yah yang jadi 'korban' permintaan bantuanku? Mungkin ada begitu banyak orang yang aku mintai tolong dan bantuan....mungkin aku tidak dapat menyebutkannya satu persatu.....tapi aku akan selalu menyimpannya di dalam ingatan dan hatiku.<br /><br />Terima kasih buat semua yang pernah mengambil bagian dalam hidupku....takkan kulupakan kebaikan hati dan perhatian kalian.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23056819.post-1142695645684804402006-03-18T22:27:00.000+07:002006-03-21T00:14:34.010+07:003 SEKAWANBerjumpa dengan teman lama tentu sangat mengasyikan dan sangatlah kita tunggu-tunggu, tapi ketika pertemuan itu tidak kunjung terwujud tentu kita memikirkan cara lain untuk tetap dapat saling bekomunikasi...untungnya dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, kita masih tetap bisa bekomunikasi dengan orang lain tanpa harus berpindah tempat....Internet memang sangat membantu kita untuk melintasi batas yang ada. Aku merasa sangat terbantu dengan perkembangan teknologi ini....benar-benar luar biasa bermanfaat.<br /><br />Semasa kuliah dulu....aku punya banyak teman...yang pasti aku sering mempunyai teman jalan dalam group kecil yang berjumlah tiga orang....tapi pasangan tiga orang ini sering berubah-ubah....diantara group-group kecil ini sebutlah salah satunya sebagai 3 Sekawan.....kenapa yah seolah teman jalan yang lain gak sekawan...tapi pengalaman kami bertiga sangat mengasyikan...kita bisa melakukan hal-hal seru bersama.<br /><br />Sayangnya 3 Sekawan ini akhrnya harus berpisah ketika salah seorang dari kami memutuskan untuk hijrah ke negeri tetangga yang menyebut dirinya kota di tengah hijau dan mencari peruntungannya disana, tinggalah 2 diantaranya yang masih tetap di Jakarta.....kemudian salah satu diantaranya memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya dan akhirnya hubungan kami jadi on - off karena komunikasi jadi terbatas.<br /><br />Di akhir tahun 2005, komunikasi kemudian terjalin kembali dengan lebih erat hingga sekarang......dan setelah berusaha mencari waktu untuk bertemu....pada hari ini akhirnya kami bertiga bertemu kembali bersama walaupun cuma dalam media online....tapi senangnya luar biasa.....benar-benar seneng banget....share many things about our life, persis seperti masa-masa kuliah dulu. Kami tidak bernostalgia akan kenangan-kenangan lama tapi kami membagi apa yang sudah terjadi dalam hidup kami saat ini.....seolah tidak pernah ada waktu yang terlewatkan diantara kami.<br /><br />3 Sekawan telah kembali dan kami ingin terus menjaga persahabatan kami selamanya.Oephyllehttp://www.blogger.com/profile/07848830513324368716noreply@blogger.com0