Hidup tak ubahnya seperti bola.....
Selalu berputar dan berputar.....
Kadang dirimu diatas angin......
Tak jarang dirimu juga dibawah......
Hidup tidak adil.....
Kalimat jeritan nurani setiap orang ....
Hidup tak lepas dari masalah....
Kalimat lain dengan arti sama ...
Ketika hidup terasa berat...
Hati tak mampu menerimanya ....
Lidah kelu....otak beku......
Kebodohan jadi buahnya.....
Aku yang gundah....ingin menyampaikannya
kurangkai kata-kata jadi sebarisan kalimat
kalimat demi kalimat terus terangkai...
Ceritapun menjadi nyata.....
Tapi cerita itu.........
Cerita yang membawa petaka
DIa marah.....
Perasaannya tidak menentu
Tetapi dia diam ......
Diam seribu bahasa .....
Tak mau dia bicara ......
Diam dan diam.....
Aku yang gundah ......
Aku yang marah ......
Aku yang kesal ........
Aku juga yang menyesal .....
Hanya ada satu kata untukmu
MAAF......
Maafkanlah aku teman
Rahasiamu..aman selamanya
Thursday, June 22, 2006
Sunday, June 18, 2006
Sahabatku..... Kakak Lelakiku
6/18/2006 12:52:00 AM
Posted by
Oephylle
Saat aku mulai mengetik materi ini...jam di meja komputerku sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB, cuma dalam hitungan 11 jam kedepan, sahabat baikku yang juga kakakku akan mengakhiri masa lajangnya. Janji nikah akan segera diucapkannya pada sakramen pernikahannya di Gereja Salvator yang akan dimulai jam 11.00 WIB dan resepsi pernikahan akan berlangsung mulai pukul 13.00 WIB.
Untuk kedua kalinya aku akan merasa kehilangan......peristiwa seperti ini sudah pernah aku alami sebelumnya ketika salah seorang dari koleksi sahabat laki-laki terbaikku mengakhiri masa lajangnya empat tahun yang lalu. Peristiwa yang sama terulang kembali, saat aku tahu tanggal kepastian pernikahan mereka, aku sudah mempersiapkan diri untuk mulai menarik diri...membatasi intensitasku untuk menelepon, jalan bareng dan the most important is aku memagari diriku untuk tidak menceritakan hal-hal yang terlalu pribadi dan melibatkan emosi orang-orang yang menyayangiku.
Empat tahun yang lalu seorang kakak angkatku telah menikah dan tahun ini kejadian yang sama terulang, dua sahabat laki-laki terbaikku yang sudah menjadi kakak laki-lakiku. Persahabatan antara aku dengan kedua kakak angkatku sangatlah berbeda...
Perbedaan itu tampaklah jelas, karena kalau satunya kukenal ketika kuliah S2 dibidang Marketing Management kurang lebih tahun 2000, maka dengan yang lainnya, aku sudah berkenalan sejak tahun 1990, saat kami masih duduk di bangku SMP, dan satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1991 kami mulai merangkai persahabatan kami hingga saat ini.
Bila dengan kakak yang menikah tahun 2002 aku akhirnya bisa berteman dengan istri dan anaknya. Beda ceritanya dengan kakaku yang akan menikah ini, waktu dibangku SMA dulu kami bersahabat bertiga, selain kami berdua masih ada seorang lagi teman perempuan dan hubungan kami sangatlah dekat...Kakaku yang tertua, disusul aku dan diakhiri dengan si kecil yang cerewet. Lucunya meskipun Si cerewet ini yang terkecil, tapi si Kecil ini pertengahan tahun lalu sudah mendahului kakak-kakaknya mengakhiri masa lanjangnya.
Awalnya aku hanya mengenal kakaku ini, entah bagaimana jadinya kemudian aku mengenal adiknya, dan kakak beradik ini sangat menyukai kehadiranku diantara mereka. Bagaimana tidak? Mereka hanya dua bersaudara dan tidak memiliki saudara perempuan, dengan kehadiran aku sebagai sahabat kakaku ini, memberi kesempatan pada adiknyauntuk juga mengenal diriku, akhirnya hubungan kami meluas, kakaku yang sudah aku anggap sebagai abang dan kondisi adiknya yang lebih kecil dari aku membuat aku menempatkannya sebagai adik laki-lakiku. Sangking dekatnya hubungan kami bertiga, akhirnya hubungan persahabatan kami jadi semakin meluas dan melibatkan seluruh anggota keluarga intinya dan juga keluarga inti aku.
Ibunda dan Ayahanda mereka yang mungkin juga merindukan kehadiran anak perempuan di rumah mereka, membuat mereka sangat welcome menerima kehadiranku dirumah mereka. Setiap kali aku main kerumahnya aku tidak diperlakukan sebagai tamu, aku diajaknya makan, bercerita dan masih banyak kegiatan lainnya...pokoknya tante dan Om sudah seperti orangtuaku juga. Main ke rumah mereka, buat aku tidak ubahnya seperti pulang ke rumah dimana ada keluarga yang menunggu dan mencintaiku. Tante juga tidak sungkan untuk menyampaikan hal yang dia rasa tidak baik untukku, karena dia sudah menanggap aku seperti anaknya sendiri. Maka saat kakaku mulai berpacaran dengan pacarnya(soon akan jadi istrinya), kami diperkenalkan satu sama lain untuk menghindari misunderstanding dan juga untuk mengakrabkan hubungan kami semua. Aku sangat menyukai hubungan yang sudah terjalin antara kami dan keluarga. Aku berharap hubungan kami tetap bisa seperti saudara seperti yang sudah terjalin selama ini.
Untuk kedua kalinya aku akan merasa kehilangan......peristiwa seperti ini sudah pernah aku alami sebelumnya ketika salah seorang dari koleksi sahabat laki-laki terbaikku mengakhiri masa lajangnya empat tahun yang lalu. Peristiwa yang sama terulang kembali, saat aku tahu tanggal kepastian pernikahan mereka, aku sudah mempersiapkan diri untuk mulai menarik diri...membatasi intensitasku untuk menelepon, jalan bareng dan the most important is aku memagari diriku untuk tidak menceritakan hal-hal yang terlalu pribadi dan melibatkan emosi orang-orang yang menyayangiku.
Empat tahun yang lalu seorang kakak angkatku telah menikah dan tahun ini kejadian yang sama terulang, dua sahabat laki-laki terbaikku yang sudah menjadi kakak laki-lakiku. Persahabatan antara aku dengan kedua kakak angkatku sangatlah berbeda...
Perbedaan itu tampaklah jelas, karena kalau satunya kukenal ketika kuliah S2 dibidang Marketing Management kurang lebih tahun 2000, maka dengan yang lainnya, aku sudah berkenalan sejak tahun 1990, saat kami masih duduk di bangku SMP, dan satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1991 kami mulai merangkai persahabatan kami hingga saat ini.
Bila dengan kakak yang menikah tahun 2002 aku akhirnya bisa berteman dengan istri dan anaknya. Beda ceritanya dengan kakaku yang akan menikah ini, waktu dibangku SMA dulu kami bersahabat bertiga, selain kami berdua masih ada seorang lagi teman perempuan dan hubungan kami sangatlah dekat...Kakaku yang tertua, disusul aku dan diakhiri dengan si kecil yang cerewet. Lucunya meskipun Si cerewet ini yang terkecil, tapi si Kecil ini pertengahan tahun lalu sudah mendahului kakak-kakaknya mengakhiri masa lanjangnya.
Awalnya aku hanya mengenal kakaku ini, entah bagaimana jadinya kemudian aku mengenal adiknya, dan kakak beradik ini sangat menyukai kehadiranku diantara mereka. Bagaimana tidak? Mereka hanya dua bersaudara dan tidak memiliki saudara perempuan, dengan kehadiran aku sebagai sahabat kakaku ini, memberi kesempatan pada adiknyauntuk juga mengenal diriku, akhirnya hubungan kami meluas, kakaku yang sudah aku anggap sebagai abang dan kondisi adiknya yang lebih kecil dari aku membuat aku menempatkannya sebagai adik laki-lakiku. Sangking dekatnya hubungan kami bertiga, akhirnya hubungan persahabatan kami jadi semakin meluas dan melibatkan seluruh anggota keluarga intinya dan juga keluarga inti aku.
Ibunda dan Ayahanda mereka yang mungkin juga merindukan kehadiran anak perempuan di rumah mereka, membuat mereka sangat welcome menerima kehadiranku dirumah mereka. Setiap kali aku main kerumahnya aku tidak diperlakukan sebagai tamu, aku diajaknya makan, bercerita dan masih banyak kegiatan lainnya...pokoknya tante dan Om sudah seperti orangtuaku juga. Main ke rumah mereka, buat aku tidak ubahnya seperti pulang ke rumah dimana ada keluarga yang menunggu dan mencintaiku. Tante juga tidak sungkan untuk menyampaikan hal yang dia rasa tidak baik untukku, karena dia sudah menanggap aku seperti anaknya sendiri. Maka saat kakaku mulai berpacaran dengan pacarnya(soon akan jadi istrinya), kami diperkenalkan satu sama lain untuk menghindari misunderstanding dan juga untuk mengakrabkan hubungan kami semua. Aku sangat menyukai hubungan yang sudah terjalin antara kami dan keluarga. Aku berharap hubungan kami tetap bisa seperti saudara seperti yang sudah terjalin selama ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)